Ali mengatakan persentase itu didapat dari hasil penelitian BNN bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia (UI) pada 2016. Hasilnya pun cukup mengejutkan.
"Ketika ditanyakan kepada responden seberapa banyak pengetahuan mereka tentang narkoba, mereka bilang tahu semua berbagai jenis narkoba dan konsekuensinya," kata Ali setelah menghadiri pengukuhan Front Anti Narkoba di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (18/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir Indonesia tidak hanya menjadi transit dan tujuan peredaran narkoba. Indonesia juga sudah menjadi pasar sangat potensial sekaligus produsen narkoba.
"Untuk daerah peredarannya, terbanyak di daerah Jawa, khususnya Jakarta. Kalau soal produsen, sejauh ini masih dilakukan secara home industry di tempat kos dan apartemen," ungkap Ali.
"Mengapa demikian, saya kira benar sudah ada pergeseran nilai-nilai di masyarakat," ia menambahkan.
Ali menuturkan saat ini Indonesia berstatus darurat narkoba. Pengguna narkoba di Indonesia tercatat sebanyak 5,1 juta jiwa. Setiap tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena menggunakan narkoba.
"Pengguna narkoba paling banyak itu berada di usia produktif 24-30 tahun. Tentunya ini menjadi perhatian bersama untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba," kata Ali. (try/try)