"Alhamdulillah Pilkada berjalan lancar, tidak menampilkan hal-hal yang tidak diinginkan. ICMI mengapresiasi Pilkada dan semua peserta pemilu. Masyarakat terbukti dapat mengedepankan adab. Meskipun ada black campaign, kami anggap dinamika kecil dan bumbu. Secara keseluruhan menunjukkan sifat toleran dan sabar untuk menghormati praktik demokrasi di Jakarta," kata Priyo dalam diskusi bertajuk 'Dialektika ICMI' di gedung Euro Management, Jalan RP Soeroso, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2017).
Priyo mengatakan Pilkada yang damai tersebut dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya. Pihaknya mengatakan sikap dari masing-masing pasangan calon juga ikut menentukan damainya Pilgub tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadir pula dalam diskusi ini, pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari. Qodari secara khusus menyoroti Agus Harimurti Yudhoyoni yang bersikap terpuji dalam menanggapi kekalahan.
"Ahok, yang ditelepon Agus, saya anggap adalah tanda keberadaban demokrasi. Kalau Anda kalah, Anda tidak harus menunggu hasil resmi. Satu sikap kesatria yang menunjukkan siap menang dan siap kalah," ujarnya.
![]() |
Qodari mengatakan putaran kedua dalam Pilgub DKI Jakarta akan memberi angin baru bagi peta politik di Indonesia. Ia menganggap masalah minoritas dan mayoritas bukan lagi menjadi persoalan dalam pemilihan kepala daerah.
"Pilgub DKI Jakarta menunjukkan masalah mayoritas minoritas sudah selesai. Karena masing-masing pasangan yang lolos ke putaran kedua mewakili etnik minoritas. Satu keturunan Tionghoa, satu Arab. Jadi ini panggung paling strategis untuk memperlihatkan itu semua," katanya. (fdu/idh)