"Dunia internasional mengecam banget. Banyak media internasional juga menghubungi saya setelah munculnya berita ini," ungkap Daniel kepada detikcom, Kamis (16/2/2017).
Pembantaian Orangutan diketahui terjadi di area kebun sawit milik sebuah perusahaan yang berada di Tumbang Puroh, Kecamatan Sei Hanyo, Kabupaten Kapuas, pada 28 Januari lalu. Pelaku membunuh Orangutan dengan cara menembaknya lalu disembelih dan dagingnya dimasak untuk dimakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi sudah menangkap sejumlah pelaku pembantaian terhadap Orangutan di Kapuas. Namun menurut Daniel itu belum cukup. Perlu ada upaya lanjutan untuk melindungi hewan satwa langka tersebut.
"Kita akan dorong (pembentukan satgas), terutama di habitat utamanya. Satgas perlindungan satwa langka," ujarnya.
Komisi IV disebut Daniel ingin ikut terlibat dalam pengawasan Orangutan itu. Satgas diisi oleh pihak-pihak terkait dalam perlindungan satwa langka, baik dari kementerian, pihak kepolisian atau penegak hukum, pemda, BKSDA, NGO, dan termasuk masyarakat adat sendiri.
"Pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat yang peduli. Kami mau banget untuk terlibat. Mari kita jaga Orangutan, sahabat kita ini dengan sebaiknya," tutur Daniel.
Pria yang juga menjabat sebagai Wasekjen PKB ini pun meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk menggalakkan gerakan Save Orangutan. Jangan sampai dunia internasional lebih peduli terhadap Orangutan dibanding Indonesia sendiri.
"Mari kita kampanyekan SaveOrangutan. Saveorangutan berarti save Indonesia dan warisan dunia yang berharga," pungkasnya.
(elz/imk)