Baca juga: Ini Perolehan Kursi Partai Politik di DPRD DKI
Namun, di Pilgub DKI 2017 kali ini, 4 partai politik itu hanya mampu mengusung duet Agus Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh suara di bawah 20 persen. Apa penyebabnya?
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan suara dukungan untuk Agus-Sylvi terpecah lumayan tinggi. Dia menduga pemilih Agus yang basisnya dari kalangan ekonomi menengah ke bawah tak datang ke tempat pemungutan suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan tim Agus-Sylvi tak bisa mengharapkan perolehan suara dari kalangan menengah atas dan mudah terpengaruh oleh opini publik. Performa debat Agus-Sylvi sangat mempengaruhi pemilih dari kalangan menengah atas.
Jadi, meskipun tahun ini tingkat partisipasi publik atas Pilkada cukup tinggi, Agus-Sylvi tak bisa mendapat suara maksimal. "Yang hadir di TPS meningkat hampir 80 persen. Tapi strata demografi sepertinya menengah atas sangat terpengaruh isu dan opini publik serta melek debat, jadi rontok deh suara Agus-Sylvi," papar Rico.
Kondisi ini masih ditambah daya tarik tokoh partai pendukung yang tidak terlalu masif. "SBY seperti sendirian, Ketum PPP, PAN, PAN, dan PKB nyaris tidak terlalu terasa," tambah dia.
Seperti diketahui, sejumlah lembaga survei telah menyelesaikan hasil hitung cepat (quick count) mereka atas Pilgub DKI. Hasilnya hampir serupa, yakni: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat berada di urutan pertama, disusul duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Baca juga: Hasil Akhir Quick Count: Ahok-Anies ke Putaran Dua, Agus Tereliminasi
Adapun pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni gagal lolos ke putaran kedua. (erd/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini