Ibas: Wahai Rakyat dan Saudaraku, Jangan Kita Larut dalam Fitnah

Ibas: Wahai Rakyat dan Saudaraku, Jangan Kita Larut dalam Fitnah

Niken Purnamasari - detikNews
Selasa, 14 Feb 2017 19:57 WIB
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Putra bungsu presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), bereaksi saat nama sang ayah diseret oleh Antasari Azhar. Seperti sang ayah, Ibas mengungkapkan reaksinya lewat Twitter.

"Kampungan, sangat tidak berkelas fitnah keji Antasari kepada @SBYudhoyono. Busuk! Sangat terbaca segala motif penzoliman ini #AAGateFitnah," tulis Ibas lewat akun Twitter @Edhie_Baskoro, Selasa (14/2/2017).


Ibas bereaksi, tuduhan yang disampaikan mantan Ketua KPK itu adalah fitnah yang dapat merusak demokrasi. Seharusnya Antasari berbicara soal kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen dengan cara yang lebih baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wahai rakyatku dan saudara-saudaraku. Janganlah kita larut dalam demokrasi yang menyesatkan (fitnah). Masih banyak cara yang lebih ksatria menuju satu tujuan," lanjut cuitan Ibas.

Cuitan Ibas di Twitter. Cuitan Ibas di Twitter (Foto: Twitter @Edhie_Baskoro)

Cuitan Ibas sontak saja menjadi perhatian netizen dan menjadi salah satu trending topic di Indonesia.

Sebelumnya, sang ayah bercuit soal ucapan Antasari Azhar. SBY menduga apa yang disampaikan oleh Antasari telah direncanakan sebelumnya.

"Satu hari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta (saya duga direncanakan), Antasari lancarkan fitnah & tuduhan keji terhadap saya," tulis SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Selasa (14/2).

SBY menyebut grasi yang diberikan kepada Antasari bermotif politik dan punya misi untuk menyerang dirinya. Menurut Ketum Partai Demokrat ini, nama baiknya dihancurkan agar pasangan nomor urut 1 di Pilgub DKI, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, kalah.

"Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari dan para aktor di belakangnya agar Agus-Sylvi kalah dalam pilkada besok, 15 Februari 2017," ungkapnya.

Sebelumnya, Antasari menyebut kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang menjeratnya merupakan kriminalisasi. Ia meminta SBY jujur mengenai upaya kriminalisasi itu.

"Beliau perintahkan apa dan siapa yang melakukannya, ini yang saya laporkan pagi ini ke Bareskrim. Saya minta Pak SBY jujur, terbukalah kepada publik, terbukalah kepada kita semua. Saya sudah ngalamin penjara delapan tahun," ujar Antasari di kantor sementara Bareskrim di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (14/2). (nkn/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads