Untuk itu dia berharap para pejabat eselon III yang telah memiliki gaji Rp 20 juta serta tunjangan daerah bisa bersyukur dan meningkatkan kinerja.
"Di Jakarta sudah nggak ada PHL karena ini tanggung jawab kita. Makanya tunjangannya ditingkatkan sesuai kinerja kita. Di Jakarta diubah, di sini paling rendah bisa kita gaji Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. Eselon III kami hitung paling rendah Rp 20 juta. Sudah benar sudahlah, bisa 20 juta," kata Djarot di Kantor Dinas Teknis DKI, Jl Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tolong disyukuri, kalau anda swasta dapat gaji Rp 30 dan Rp 40 juta itu levelnya sudah manager. Saya punya adik pimpinan cabang, berapa gajinya, kerja dari pagi sampai malam, dia bilang maksimal dapat Rp 25 juta eh kalah sama DKI, eselon III saja dapat Rp 20 juta," tuturnya.
Dengan tegas, Djarot mengimbau PNS agar tak lagi bekerja dengan lamban dan tidak ramah. Dia ingin PNS tetap mensyukuri gaji dan tunjangan yang diterima dan termotivasi untuk semakin bekerja keras.
"Kerja klemer-klemer, lambatlah pokoknya, jangan loh. Apalagi belum gajian cemberut semua. Masya Allah, nggak punya duit juga harus senyum. Oleh karena itu minta tolong itu disyukuri jangan punya pikiran macam-macam lagi," ujar Djarot.
"Cara mensyukuri dengan kerja keras, tunjukkan kerja yang bagus," tambahnya.
Sambil berseloroh, dia menyebut PNS yang tidak bisa bersyukur lebih baik ganti profesi jadi pengusaha atau bahkan jadi gubernur Bank Indonesia (BI).
"Tolong betul, syukuri. Kalau nggak puas Pak, ingin gaji lebih tinggi lagi berapa Rp 100 juta? Kalau begitu maaf anda tidak cocok, usaha saja atau jadi gubernur BI saja, itu gajinya Rp 120 juta," tutup Djarot.
(nth/rvk)











































