Pantauan detikcom, di gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (13/2), sejak pukul 07.00 WIB, terlihat warga sudah antre di pendopo. Kursi-kursi di teras pendopo itu dipenuhi warga yang ingin mengadu. Di antara warga, juga terlihat PNS-PNS DKI yang ikut antre.
Warga antre di Pendopo Balai Kota. Suasana di Balai Kota. (Nathania Riris M Tambunan/detikcom) |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga : Hari Pertama Plt Gubernur Berkantor, Balai Kota DKI Sepi Aduan)
Saat itu, Soni turun dari mobil Dinas Perhubungan. Berbaju batik Korpri, dia melangkah ke teras. Dia tak disambut para warga yang mengadu, tidak pula diminta foto bersama oleh masyarakat seperti yang biasa ditemui Ahok di pagi hari.
"Karena transisi, kemungkinan karena kesibukan lagi upacara, dan seterusnya. Transisi Pak Ahok, atau informasi belum jelas. Mereka belum tahu apakah Plt bisa menerima atau tidak, tapi kan kami belum tahu," kata Soni menerka sebab sepinya pengadu di Balai Kota, Jumat itu.
Balai Kota Jakarta sepi dari warga yang biasa mengadu ke Gubernur DKI, Jumat (28/10/2016). (Danu Damarjati/detikcom)Karena itu, Soni ingin pejabat humas Pemprov DKI menginformasikan layanan pengaduan langsung tetap dibuka. Kebiasaan pengaduan langsung adalah kebiasaan baik Ahok yang dilanjutkan Soni.
"Maka tugas dari humas Pemprov DKI menginformasikan, bahwa tidak ada yang berubah dari Pak Ahok ke Pak Soemarsono. Prinsipnya, diinformasikan saja bahwa kebiasaan tetap berjalan," tutur Soni.
Meski begitu, Soni tetap menunggu aduan datang hingga pukul 10.00 WIB. Bila tak ada juga yang datang, dia akan mengisi dengan kesibukan lain yang harus dia jalani.
"Saya tunggu, setiap hari sampai pukul 10.00 WIB. Kalau tidak ada, saya ada kegiatan lain, agar waktu optimum," ujarnya.
(ams/dnu)












































Warga antre di Pendopo Balai Kota. Suasana di Balai Kota. (Nathania Riris M Tambunan/detikcom)