Mediasi yang digelar di Kantor Desa Ujung Genteng itu berjalan selama hampir 40 menit. Usai mediasi tertutup, kedua pihak lalu memberi pernyataan ke wartawan.
"Ini saya bawa Komandan Sat Pom AU untuk memeriksa anggota saya yang mbalelo yang diduga melanggar, kami dengan masyarakat sepakat berdamai untuk ke depannya menjaga kondusifitas. Kami dari Lanud Atang Sandjaya dengan warga tidak ada masalah, kita ingin sama-sama membangun untuk kemakmuran warga," kata Kepala Divisi Operasi Landasan Udara Atang Sandjaya, Kolonel Penerbang Muzafar kepada sejumlah wartawan, Minggu (12/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muzafar menegaskan, jika nanti anggotanya terbukti mbalelo maka akan ada sanksi tegas yang akan dilakukan. Sementara terkait perusakan oleh warga pihaknya menyerahkan proses sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
"Untuk persoalan ini kami sepakat damai, sementara terkait gesekan dengan warga kami serahkan kepada pihak kepolisian untuk menindak lanjutinya. Semoga menjadi pembelajaran juga ke depannya untuk kita semua jika tindakan-tindakan anarkis itu tidak dapat dibenarkan secara hukum," lanjut Muzafar.
Sementara itu di tempat yang sama Ketua Karang Taruna Desa Ujung Genteng, Asep JK, menyebut pihaknya sepakat berdamai dengan pihak TNI AU selama memenuhi keinginan warga salah satunya agar anggota memperkenalkan diri dan bersilaturahmi ke masyarakat setiap pergantian penjagaan.
"Anggota di Pos TNI AU ini kan hampir setiap beberapa bulan sekali seting di rolling, diganti. Ketika warga sudah dekat dengan anggota A kemudian diganti lagi dengan yang lain. Nah keinginan kami sebagai warga ketika ada pergantian, mereka silaturahmi dengan warga kemudian sosialisasi memperkenalkan diri," tuturnya.
Asep berharap kejadian serupa tidak akan terulang kembali untuk kedua kalinya. Ia ingin memastikan jika pihak TNI AU juga memegang kesepakatan berdamai dan tidak kembali timbul gesekan.
"Kita ingin sama-sama menjaga kondusifitas, jangan sampai timbul lagi tindakan seperti ini," tandasnya. (imk/imk)