Tanpa dikomando, warga kemudian mendatangi Pos TNI AU yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dengan perkampungan warga. Warga sempat berkumpul hingga sekitar pukul 20.00 WIB sampai akhirnya mereka kembali ke rumah setelah kedatangan Kapolsek Ciracap dan anggotanya.
"AURI (TNI AU) itu memukuli putra seorang tokoh masyarakat hanya karena terkena cipratan air. Korban yang dipukuli itu lalu memberitahukan hal itu ke warga, saat itu kondisinya sedang azan maghrib. Warga langsung bergerak tanpa dikomando dan mencari oknum yang melakukan pemukulan," ujar Ketua Karang Taruna Desa Ujunggenteng melalui sambungan telepon kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa kali terjadi gesekan antara mereka. Pas tadi ada kejadian warga dipukuli akhirnya memicu kemarahan sampai akhirnya terjadi perusakan," lanjutnya.
Situasi saat ini di lokasi sudah mulai kondusif. Sejumlah petugas dari Polsek Ciracap, Koramil dan Muspika Kecamatan Ciracap sudah berada di lokasi untuk upaya mediasi.
"Warga sudah bubar, tersisa anggota kepolisian dan Koramil juga pihak kecamatan sudah berada di lokasi untuk mediasi dengan warga," tutupnya.
Informasi perusakan Pos TNI AU tersebut dibenarkan Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes (Pol) Yusri Yunus. Melalui pesan singkatnya Yusri menyebut aksi warga dipicu adanya pemukulan terhadap warga oleh oknum anggota TNI AU.
"Sekira pukul 17.00 WIB, ada pengendara motor berpapasan dengan anggota TNI AU ujung genteng mengendarai motor, kemudian terkena genangan air terciprat terkena anggota tersebut, setelah itu pengendara dan TNI AU terlibat cekcok dan melakukan pemukulan terhadap warga," terang Yusri Yunus. (nkn/nkn)











































