Pantauan di Bhirawa Hall Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2017), ratusan pendukung saling melemparkan semangat saat jagoannya selesai bicara. Namun hal yang seharusnya tak boleh dilakukan malah dilakukan tiga kubu pendukung paslon.
Seperti saat cawagub DKI Sandiaga Uno memaparkan program OKE OCE (One Kecamatan One Entrepreneurship Center). Sandi malah ditertawakan oleh pendukung dari pasangan nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Juga saat cagub Basuki T Purnama (Ahok) berbicara soal komitmennya terhadap kaum disabilitas. Di tengah Ahok berbicara, dia diteriaki oleh pendukung lawan.
"Huuu... huuu.... Bohong, bohong, bohong dia," teriak para pendukung itu.
Serangan untuk Ahok juga terdengar saat gubernur nonaktif tersebut menjawab pertanyaan panelis mengenai isu narkoba dan prostitusi. Pendukung dari pasangan nomor urut i meneriakinya dengan kata 'Alexis'.
"Ketika kami masuk ke rumah susun Marunda, dari 10 anak usia 13-18 tahun, itu ditemukan 7 anak pakai narkoba, dari kecil sudah biasa pakai lem. Lalu bagaimana mengatasinya? Belum lagi berbicara kenakalan pornografi. Di lantai atas itu banyak sekali ditemukan karet kondom. Kenapa? Ini fakta Jakarta," beber Ahok.
"Alexis tu! Alexis!" teriak beberapa pendukung Agus-Sylvi.
Pasangan nomor urut 1 juga tak luput jadi sasaran pendukung pasangan calon. Ketika Agus berbicara, juga terdengar celetukan-celetukan dan tawa. Hal ini sebenarnya juga tidak boleh dilakukan.
Moderator Alfito Deannova terlihat kewalahan. Dia beberapa kali mengingatkan pendukung untuk tetap kondusif.
"Mohon tenang, pasangan calon tidak bisa melihat layar countdown. Saya minta komitmennya, jangan yel-yel karena bisa mengganggu konsentrasi pasangan calon," ujar Alfito mengingatkan.
"Saya ingatkan tidak mengangkat tangan, jika itu tujuannya untuk mengganggu, itu sangat tidak pantas," lanjutnya.
Saat berlajannya debat, terlihat pula seorang pendukung yang berteriak dan tanpa marah. Pria yang mengenakan baju TactiCool yang merupakan pakaian khas pendukung pasangan nomor urut 1 itu memperingatkan aparat keamanan yang sedang berjaga untuk tak 'main-main' dengan dirinya.
"Nggak boleh gitu dong! Jangan main-main ya! Jangan saya dianggap anak kecil," bentak dia dengan suara besar hingga Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Setiawan turun tangan menenangkan pria tersebut.
Tak ada yang paham mengapa si pria nampak sangat kesal dan memaki-maki aparat di sekitar pintu. Hingga seorang panitia acara debat dari KPU DKI Jakarta menjelaskan pada wartawan bahwa pria itu hendak keluar ruang debat dan nantinya ingin masuk kembali.
"(Pintu, red) Ini kita kunci semua. Dia mau keluar, sementara (massa yang, red) di luar mau masuk, jadi ini kita sepakat (tidak boleh keluar masuk, red)," beber panitia yang enggan disebutkan namanya itu.
(gbr/elz)











































