"Waktu itu Kamaludin juga lagi main, cuma dengan temannya yang lain. Kalau beliau waktu itu main sendiri, begitu sudah selesai, Kamaludin masih di lapangan sendiri," ujar caddy Jakarta Golf Club, Ariyanto, kepada detikcom, Jumat (10/2/2017).
Ariyanto masih ingat dengan jelas, waktu itu Patrialis meninggalkan arena golf pada Rabu (25/1) sekitar pukul 07.30 WIB. Bahkan mantan Menkum HAM itu tidak sempat menikmati secangkir teh miliknya. Patrialis bergegas ke kantor MK untuk sidang putusan maraton membacakan 10 putusan perkara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ariyanto mengatakan, selang beberapa jam kemudian, KPK datang ke lokasi tersebut. Kamaludin pun langsung dibawa oleh penyidik ke kantor.
"Waktu itu memang seperti itu, tapi nggak ada yang tahu kalau itu KPK," imbuhnya.
Ariyanto mengatakan Patrialis lebih sering bermain golf. Kamaludin hanya sesekali bermain meskipun menjadi member.
"Patrialis rutin, kalau Pak Kamal nggak pasti, dia selalu menyusul. Pak Kamal kalau main selalu terlambat, jadi beliau (Patrialis) lebih sering main sendiri," katanya.
Ariyanto mengatakan, dalam permainan golf antara Kamaludin dan Patrialis, tidak ada cerita selain tentang golf. Bahkan kedua pegolf itu tidak pernah menyukai taruhan.
"Saya bilang main ledek-ledekan, taruhan nggak mau, ya paling kalau permainan jelek mereka ada jelek suka ledek-ledekan. Apalagi kalau belum par (istilah golf), dia (Patrialis) bilang 'belum main golf itu', " pungkasnya.
(edo/asp)











































