Diketahui pengadaan helikopter jenis angkut penumpang tersebut menimbulkan kontroversi lantaran rencana pembeliannya ditolak Presiden Joko Widodo pada 2015. Awalnya helikopter tersebut ditujukan sebagai helikopter pengangkut very-very important person (VVIP), namun harganya dinilai terlalu mahal untuk kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tak stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pernah mengalami bagaimana (masalah) helikopter AW-101. Sama sekali TNI tidak tahu. Mohon maaf bila ini kurang berkenan," ujar Gatot di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/2/2017).
Saat ini, TNI AU di bawah pimpinan Marsekal Hadi Tjahjanto menginvestigasi proses perencanaan hingga pengadaan helikopter yang harganya jauh lebih tinggi dari Super Puma yang dipilih Presiden Joko Widodo. "Perencanaan sampai pengadaan itu mekanismenya bagaimana? Itu pun saya seizin Panglima TNI," kata Hadi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/2/2017). (aud/fjp)