"Jangan kita terus yang diminta toleran. Jangan sampai ulama kita dipojokkan. Beliau panutan kita. Jangan rela kita kalau ulama dilecehkan," ujar Agus di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2017).
Agus tak ingin ada ulama dipojokkan jika dia memimpin nanti. Dia menegaskan akan bersinergi dengan ulama dalam membangun Jakarta ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus ingin nantinya pembangunan karakter generasi muda di Jakarta dapat benar-benar terwujud sehingga generasi muda Jakarta berkarakter dan berakhlak. Dia berkomitmen akan melakukan hal itu.
Agus lalu menyinggung sedikit soal anggapan-anggapan miring dari pihak tertentu kepada umat Islam. Menurutnya, agama Islam adalah agama yang menghadirkan kesejukan.
"Negara Indonesia adalah negara yang religius, mengedepankan kehormatan. Agama Islam yang benar dapat benar-benar menghadirkan kesejukan. Nilai Islam justru semangat dari Pancasila itu sendiri. Artinya, kita harus tumbuh dalam negara demokrasi. Saya dan kita semua harus menolak jika ada yang mengatakan Islam tidak masuk demokrasi," paparnya.
Agus lalu menyinggung makna kepemimpinan sejati versinya sendiri. Menurutnya, pemimpin sejati adalah yang dekat dengan rakyat.
"Pemimpin harus benar-benar dekat dengan rakyat. Tidak ada arti seorang pemimpin kalau ditakuti rakyatnya," tutupnya.
(gbr/imk)











































