"Kegiatan simulasi ini sangat penting, oleh karena itu, ikutilah dengan penuh keseriusan jangan anggap sepele, karena simulasi adalah proses peniruan atau proses untuk mengetahui keadaan sebenarnya," ujar Iwan dalam acara simulasi yang berlangsung di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
Dia melanjutkan pengetahuannya mengenai proses pencoblosan dan penghitungan suara masih minim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan proses Pilkada, jika dipelajari dengan membaca, mungkin akan memakan waktu lama. Karena itu, menurut Iwan, melalui simulasi, hal-hal yang perlu diketahui mengenai Pilkada bisa dipelajari secara langsung dan lebih mudah.
"Bisa memang dengan membaca, tapi mungkin tidak akan selesai sampai pemungutan suara dan saya tahu rekan-rekan sulit untuk menambah wawasan," katanya.
Saat itu Iwan sempat menegur seorang anggota yang terlihat tidak serius mendengarkan.
"Tolong kamu yang di ujung itu tolong serius ya," tegurnya.
Iwan menjelaskan proses pemungutan dan penghitungan suara harus berjalan dengan aman. Karena masih ada kemungkinan kerawanan yang timbul, dia berharap seluruh anggota Polri yang hadir melalui simulasi tersebut bisa mengetahui proses berlangsungnya Pilkada dan perannya.
"Polri bertindak jika muncul suatu permasalahan, ingat ini kegiatan politik, kesalahan sekecil apa pun bisa memutuskan sah atau tidaknya kegiatan tersebut," tegasnya.β β β β
Simulasi dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Anggota KPU menggelar simulasi pencoblosan di salah satu tempat yang diset sebagai TPS. Di sisi luar, polisi melakukan pengamanan. (fjp/fjp)











































