"Saya sudah cek sendiri ke sana. Jadi foto yang diunggah di media sosial itu tidak lengkap, hanya memotret bagian dapur saja. Padahal ada rumah induknya yang masih layak," kata Emil kepada detikcom, Selasa (7/2/2017).
Dari hasil peninjauan langsung yang dilakukan Emil bersama instansi terkait, keluarga Soinem dipastikan mendapatkan jaminan bantuan sosial dari pemerintah melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), serta menerima Program Keluarga Harapan (PKH).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, Emil mengaku sudah membujuk Sahrul, anak kedua Soinem yang kini masih duduk di kelas VIII, agar melanjutkan pendidikannya minimal hingga lulus SMA. Bujukan disampaikan karena anak kedua Soinem itu belum berminat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Kakak perempuannya sudah dua tahun ini lulus SMP dan tidak melanjutkan. Saat saya minta melanjutkan sekolah, dia tidak mau dan memilih untuk menikah," ujarnya.
![]() |
Saat mengunjungi keluarga prasejahtera tersebut, Emil juga menyerahkan bantuan sejumlah sembako. Pihaknya berharap jaminan sosial yang disediakan pemerintah dapat dimanfaatkan oleh keluarga Soinem.
Sementara itu, Camat Bendungan Nur Kholiq mengatakan, sebelum Bupati Emil berkunjung, dirinya telah mendatangi langsung keluarga janda tersebut. Kedatangan Nur Kholiq untuk memastikan kebenaran informasi yang menyebar melalui media sosial.
![]() |
"Alhamdulillah, Pak Bupati responsnya sangat cepat dan memilih untuk terjun langsung. Tapi, yang jelas, untuk di wilayah Bendungan, kondisi ekonomi di bawah keluarga Soinem masih banyak," ujarnya.
Pihaknya mengapresiasi langkah netizen untuk menggalang bantuan sosial bagi keluarga miskin. Namun pihaknya berharap informasi yang disebar, khususnya lewat medsos, disampaikan secara jelas dan tidak sepotong.
![]() |
Sebelumnya, seorang warga mengunggah beberapa foto keluarga Soinem saat berada di pintu dapur yang kondisinya reyot serta sejumlah foto lain. Dalam keterangannya, Soinem disebut merupakan janda yang tidak memiliki penghasilan tetap dan harus menghidupi anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Selain itu, santapan keluarga tersebut hanya ubi goreng.
Informasi itu akhirnya menjadi viral dan menyebar ke berbagai grup media sosial di Trenggalek maupun daerah lain. (fdn/dhn)