Ponpes Tebuireng Bentuk Pusat Kajian Kupas Pemikiran Hasyim Asy'ari

Ponpes Tebuireng Bentuk Pusat Kajian Kupas Pemikiran Hasyim Asy'ari

EKo Budianto - detikNews
Minggu, 05 Feb 2017 11:53 WIB
Foto: PP Tebuireng Bentuk Pusat Kajian Kupas Pemikiran Hasyim Asy'ari (Eko-detikcom)
Jombang - Pondok pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur meresmikan pusat kajian pemikiran KH Hasyim Asy'ari. Pembentukan pusat kajian ini menyusul ulama besar pendiri NU itu mulai dilupakan, baik namanya, jasanya, maupun pemikirannya.

Launching pusat kajian pemikiran KH Hasyim Asy'ari digelar di aula KH Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Minggu (5/2/2017). Peluncuran pusat kajian ini dipimpin langsung oleh pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah.

Turut hadir Ketua Pusat Kajian Pemikiran KHM Hasyim Asy'ari Dr Mif Rahim Syarkun, serta Prof Dr Masykuri Abdillah, Prof Dr Haris Supratno, dan Prof Dr KH Tolchah Hasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pesantren bagian yang penting dari Bangsa Indonesia. Namun, Mbah Hasyim tak begitu dihargai, namanya memang disebut, tapi kurang dihargai. Tak ada satupun universitas dengan nama Mbah Hasyim yang didirikan NU, ini subjektif saya," kata Gus Solah.

PP Tebuireng Bentuk Pusat Kajian Kupas Pemikiran Hasyim Asy'ariFoto: Ponpes Tebuireng Bentuk Pusat Kajian Kupas Pemikiran Hasyim Asy'ari (Eko-detikcom)


Tak hanya itu, lanjut Gus Solah, terjadi upaya penyimpangan ajaran Hasyim Asy'ari di tubuh NU. Seperti pada Muktamar NU ke 33 di Kabupaten Jombang 2 tahun lalu.

"Berkaitan dengan Muktamar NU saya dihadapkan pada keadaan yang tidak terduga, ada dugaan penyimpangan ajaran Mbah Hasyim, namun bisa diantisipasi. Oleh karena itu saya berfikir untuk mengkaji pemikiran Mbah Hasyim disesuaikan konteks sekarang dan ke depan," ujar cucu KH Hasyim Asy'ari ini.

Sementara Ketua Pusat Kajian Pemikiran KH Hasyim Asy'ari, Dr Mif Rahim Syarkun menambahkan, pelbagai persoalan yang terjadi di Indonesia merupakan akumulasi dari persoalan bangsa. Menurut dia, diharapkan pusat kajian ini bisa mengupas pemikiran Hasyim Asy'ari sebagai solusi persoalan bangsa.

"Harapan kami bisa mengaktualisasikan pemikiran Mbah Hasyim. Pemikiran Mbah Hasyim masih relevan kapan pun dan dimana saja. Ke depan pemikiran Mbah Hasyim tak hanya senagai solusi bersifat nasional, tapi juga internasional," tandasnya.

Usai peresmian, acara launching pusat kajian pemikiran KH Hasyim Asy'ari dilanjutkan dengan orasi ilmiah dari tiga narasumber. Diantaranya Prof. Dr Masykuri Abdillah, Prof Dr Haris Supratno dan Prof Dr KH Tolchah Hasan. (rvk/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads