"Kalau dari paspor, terlihat dia sudah berkali-kali ke Indonesia. Dia sudah mengirim barang ini ke Indonesia," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat (3/2/2017).
Buwas mengatakan hal ini didasari cap stempel-stempel yang ada di dalam paspor milik Sharil. BNN juga akan menelusuri peran 5 tersangka lainnya dalam kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"(Peran tersangka lain) nanti didalami. Karena baru ditangkap. Apakah mereka sudah berkali-kali juga diorder dari Malaysia. Mereka pakai sandi lampu tembak ini berarti sudah berkali-kali. Kemudian pakai GPS untuk menggunakan koordinat untuk mendaratkan barang di pelabuhan," sambungnya.
Sebelumnya, petugas BNN dan Bea-Cukai mengungkap kasus ini pada Kamis (2/2) malam. WN Malaysia bernama Sharil tewas ditembak karena berusaha melawan dan melarikan diri.
Sharil merupakan pemilik sabu seberat sekitar 14 kilogram. Sharil mengirim dan menerima barang haram ini. Hanya, dia tidak mengikuti alur pengiriman sabu.
"Dia adalah pemilik barang dari Malaysia. Setelah kapal ini berangkat, yang bersangkutan naik pesawat ke Indonesia. Dan dia menunggu di pelabuhan ini," ungkap Buwas.
Di lokasi yang sama, Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Irjen Arman Depari mengatakan Sharil berperan sebagai pengatur pengiriman barang haram tersebut dari Malaysia ke Indonesia.
"Dia (Sharil) berperan sebagai pengatur. Dia mengirim barang ini dari Malaysia. Dia juga yang menerima barang di Indonesia. Kita sudah melakukan pengintaian lama, sebulanlah kira-kira," ujar Arman.
![]() |
Sementara itu, kelima tersangka selain Sharil ialah MA (52) selaku nakhoda dan kurir penerima barang serta IS (31) selaku anak buah kapal (ABK) dan kurir penerima barang. Selain itu, ada 3 tersangka yang berperan sebagai ABK, yaitu ES (42), S (50), dan AP (28).
Barang bukti lain yang diamankan petugas adalah sebuah kapal motor (KM) Dzaki Pratama, yang digunakan dalam pelayaran. Para tersangka sempat mengganti kapal tersebut di Tembilahan di selatan Sumatera. Lalu melanjutkan perjalanan ke Teluk Jakarta menyusuri pantai.
Lalu, ada lampu sorot yang digunakan tersangka untuk mengirimkan sandi. Selain itu, ada alat GPS, beberapa unit ponsel, serta uang dalam pecahan rupiah dan ringgit Malaysia. (jbr/idh)