Hal tersebut disayangkan oleh penumpang yang masih menggunakan Terminal Grogol untuk pergi keluar Jakarta. Pantauan di Terminal Grogol, Rabu (2/2/2017), masih banyak penumpang yang menuju Jabar, Jateng, Jatim dan Banten.
Salah satu penumpang yang masih menggunakan Terminal Grogol adalah Nina (32). Dia bersama balitanya, akan pergi ke Pati, Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nina sudah memesan tiket bus menuju Pati. Dia harus naik Kopaja untuk menuju Kalideres. "Saya harus bayar lagi untuk naik Kopaja," kata Nina.
Selin Nina, Wafi (32) juga keberatan. Dia bersana istrinya akan ke Semarang, Jawa Tengah, dengan membawa lima koper dan dua karung. Dari Grogol dia harus ke Kalideres menggunakan Bus Kopaja atau TransJakarta.
"TransJakarta tidak bisa bawa karung gede. Saya koper ada lima, karung dua. Saya harus ongkos lagi," kata Wafi.
Dia memilih menggunakan bus karena murah. "Kalau kereta bawa barang kena tambahan," katanya.
Keberatan juga dilontarkan oleh Pegawai PO Dewi Sri, Hamsar. Dia mengatakan telah membayar retribusi kepada pihak terminal.
"2002-2011 itu resmi, ada tiketnya. Masuk terminal bayar Rp 15 ribu. 2012 ke sini bayar setulusnya, kadang Rp 10 ribu," kata Hamsar di Terminal Grogol.
![]() |
Penghapusan bus AKAP di Terminal Grogol dilakukan sejak 28 Januari 2017. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan.
"Itu (Terminal Grogol) terminal bantuan, itu tipe B. Kalau yang ada AKAP-nya itu Terminal Pulogebang, Kampung Rambutan, dan Kalideres, itu tipe A," kata Kasudin Perhubungan Anggiat B. Nahor.
Menurut Anggiat, keberadaan bus AKAP di Terminal Grogol tidak memiliki ijin. Jadi, pihaknya dan Dinas Perhubungan DKI akan melaksanakan aturan.
"Ini terminal bantuan tipe B, ditempati bus dalam kota. Sekarang sudah pembenahan, ini harus disikapi bersama," kata Anggiat. (aik/rvk)