"Nggak apa-apa, harus terbuka. MK itu kan satu lembaga yang keputusannya final mengikat. Sembilan orang (hakim) berarti itu kan sesuatu yang sangat urgensi, sesuatu yang sangat vital dalam kehidupan hukum nasional. Jadi figur-figur yang dipilih itu kan masyarakat harus tahu, siapa, latar belakangnya bagaimana, tidak ujug-ujug muncul begitu, kan tidak bisa. Jadi saya kira Presiden arahkan terbuka ya, saya kira benar," kata Wiranto saat ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/1/2017).
Wiranto mengatakan proses seleksi tersebut sangat penting. Dari proses itulah nantinya yang akan menentukan kualitas MK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Wiranto sangat setuju jika proses seleksi itu dilakukan secara terbuka, namun ketat.
"Dengan kesadaran itu, kita melihat kembali, mengevaluasi kembali sistem seleksi. Jangan-jangan sistem seleksinya salah. Kalau salah, ya kenapa tidak diperbaiki, kan begitu," kata Wiranto. (rjo/rvk)











































