Eks PNS Direkrut ISIS, Imam Besar Istiqlal: Kampus Harus Proteksi

Eks PNS Direkrut ISIS, Imam Besar Istiqlal: Kampus Harus Proteksi

Bartanius Dony - detikNews
Selasa, 31 Jan 2017 13:15 WIB
Imam besar Istiqlal (Dony/detikcom)
Jakarta - Saat ini ISIS dikabarkan telah merekrut orang-orang dari kaum intelektual, salah satu contohnya TUAB, eks PNS Kemenkeu lulusan S2 di Australia. Imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan harus ada sistem proteksi untuk menangkal paham-paham radikal ini.

"Kita memang harus buat sistem proteksi bagaimana kampus sebagai agent of change, masa depan, pemimpin bangsa kita kan jebolan kampus ya kan," ujar Nasaruddin di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).

Menurutnya, sistem proteksi ini harus menjadi sistem pencegahan paham-paham radikal yang kontraproduktif. Jika paham semacam itu berhasil masuk ke area kampus, hal tersebut bisa membahayakan keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kampus kemasukan hal-hal yang bisa bahayakan keutuhan bangsa, memang harus diberikan semacam early warning," tuturnya.

Menurut Nasarudin, solusi utama untuk mencegah kaum intelektual terdoktrin paham radikal adalah dengan pemahaman agama secara mendalam. Dia pun mengatakan, untuk bisa memberikan pemahaman agama yang lebih dalam, kurikulum pembelajaran di Indonesia harus dibenahi.

"Kita harus perkenalkan Islam secara mendalam. Jadi saya berharap pemahaman agama komprehensif itu cara paling efektif. Itu perlu pendidikan. Kurikulum kita memang perlu dibenahi lagi," pungkasnya. (brt/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads