"Kita memang harus buat sistem proteksi bagaimana kampus sebagai agent of change, masa depan, pemimpin bangsa kita kan jebolan kampus ya kan," ujar Nasaruddin di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2017).
Menurutnya, sistem proteksi ini harus menjadi sistem pencegahan paham-paham radikal yang kontraproduktif. Jika paham semacam itu berhasil masuk ke area kampus, hal tersebut bisa membahayakan keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nasarudin, solusi utama untuk mencegah kaum intelektual terdoktrin paham radikal adalah dengan pemahaman agama secara mendalam. Dia pun mengatakan, untuk bisa memberikan pemahaman agama yang lebih dalam, kurikulum pembelajaran di Indonesia harus dibenahi.
"Kita harus perkenalkan Islam secara mendalam. Jadi saya berharap pemahaman agama komprehensif itu cara paling efektif. Itu perlu pendidikan. Kurikulum kita memang perlu dibenahi lagi," pungkasnya. (brt/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini