Anak Muda ini Mimpi Bikin Museum Lukisan Internasional di Palu

Anak Muda ini Mimpi Bikin Museum Lukisan Internasional di Palu

Niken Widya Yunita - detikNews
Senin, 30 Jan 2017 15:15 WIB
Foto: Dok. Pribadi/President University
Cikarang - Berbekal memiliki relasi di seluruh dunia, Harri Ramdhani bermimpi suatu hal yang tidak biasa untuk memajukan tanah kelahirannya di Palu. Pria 26 tahun ini ingin Palu dikenal karena memiliki museum lukisan internasional.

Ayah mertua Harri secara kebetulan memiliki dua ribu lebih lukisan masterpiece. Sekitar 500 lukisan akan dipamerkan di museum yang menjadi impiannya kelak.

"Saya melihat orang asing itu suka hasil karya seni karena dianggap mewah, sehingga mereka bisa berkunjung ke Kota Palu. Apalagi ditunjang Palu yang letak geografisnya unik, karena ada gunung, sungai, dan laut, ini bisa menjadi destinasi wisata yang patut dikembangkan. Juga didukung kesenian tradisional yang dapat dikemas dengan baik," kata Harri dalam rilisnya kepada detikcom, Senin (30/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mimpi Harri itu sejalan dengan cita-citanya semasa kecil yang ingin berkeliling dunia. Lantas gayung bersambut, dengan dia lolos program beasiswa S1 jurusan International Business President University pada 2009. Kesempatan emas ini dimanfaatkan dengan baik oleh Harri.

"Saat itu, saya termasuk angkatan kedua dari SMA Negeri 1 Palu yang diterima President University. Saya tertarik kuliah di sini karena international class, harus kuliah dalam full english dan semua mahasiswa tingkat pertama harus masuk dalam asrama (President University Student Housing). Sehingga lebih muda bergaul dan berdaptasi dengan mahasiswa asing," kata pria kelahiran Palu, 14 Desember 1990, ini.

Selama kuliah, Harri kerap membangun jaringan bisnis. Harri sering berkeliling ke berbagai tempat untuk membangun network dan melihat peluang bisnis.

Upayanya memperbanyak relasi juga dilakukan dengan ikut perkumpulan Persatuan Pemuda/Pelajar Mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta (Permasta). Jumlah anggota Permasta lumayan banyak hingga dari mahasiswa Palu yang kuliah di Bandung.

"Kegiatan kami di Permasta lebih banyak ke charity dan membantu pelajar asal Palu yang ingin sekolah di sini (President University). Tujuan besar kami adalah bagaimana berkontribusi dalam memajukan Kota Palu," ucap Ketua PUMA (President University Major Association), semacam himpunan mahasiswa di President University, periode 2011 ini.


Harri dan rekan-rekannya Harri dan rekan-rekannya (Dok. pribadi/President University)


Relasinya yang sangat banyak memudahkan Harri dalam mencari perusahaan untuk tempat magang. Selama 8 bulan, Harri magang di PT Jatilindo, perusahaan multinasional asal Italia di Surabaya yang bergerak di bidang ekspor-impor. Kedekatannya dengan CEO membuat Harri dipercaya bertanggung jawab pada banyak bagian, seperti marketing, akunting, dan pengecekan gudang, sehingga makin menambah ilmu dan relasinya dari berbagai negara.

"Salah satu relasi saya, orang Austria, memperkenalkan temannya asal Jerman. Dia CEO perusahaan pengeboran minyak yang berkantor di Singapura yang kemudian menawari pekerjaan setelah saya lulus nanti," ungkap Harri, yang langsung mengiyakan tawaran tersebut karena cita-citanya yang ingin menjelajahi dunia.

Setelah lulus pada 2013 dengan IPK 3,12, Harry langsung bekerja di perusahaan minyak Managed Pressure Operation Pte Ltd, Singapura, sebagai senior marketing team. Perusahaan patungan Jerman-Norwegia ini, selain memiliki kantor cabang di Singapura, berdiri di Indonesia, Abu Dhabi, Houston, dan Brasil.

Selama bekerja di Singapura, Harri lebih mementingkan menambah ilmu dan wawasan. "Awalnya saya di marketing. Tapi, setelah 6 bulan kerja, manajemen melihat saya cocok di finance karena kebutuhan finance yang lebih diutamakan. Bahkan saya dikirim untuk training finance beberapa kali, sehingga menambah wawasan saya," ungkap, Harri yang bolak-balik ke Surabaya satu minggu sekali, karena di Kota Pahlawan ini istri dan buah hatinya tinggal.

Setelah kembali dari Singapura pada 2015, saat ini Harri disibukkan oleh aktivitas sebagai konsultan manajemen. Banyak relasi yang meminta bantuannya ketika hendak memulai bisnis dan bagaimana mengembangkannya.

"Saya selalu pergi dari kota ke kota. Dalam sebulan bisa banyak tempat yang saya kunjungi. Bahkan ada relasi di Bali yang memiliki perusahaan meminta saya sebagai direktur. Perusahaan ini bergerak di yayasan, kontraktor, perbankan, dan medical," kata ayah satu anak ini.

Selain bermimpi membuat museum lukisan, Harri berniat mengembangkan hasil alam Palu. Palu merupakan penghasil komoditas seperti kopra, arang, dan minyak nila, bahkan ada hasil tambang, seperti tembaga dan emas.

Namun sayangnya, masyarakat masih melihat ke daerah sendiri, tidak berpikir menjual ke luar.

"Masyarakat dan pemerintah harus bisa berkolaborasi mengelola semua ini. Tentunya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu, dibutuhkan investor untuk memajukan industri di Palu. Banyak dari teman-teman yang siap mendatangkan investor, tetapi apakah SDM di Palu sudah siap?" tutur Harri.

Semoga Harri dapat mewujudkan semua impiannya itu. Semangat! (nwy/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads