Ini Kegiatan yang Dilakukan Selama Diksar Mapala UII

Ini Kegiatan yang Dilakukan Selama Diksar Mapala UII

Sukma Indah Permana - detikNews
Jumat, 27 Jan 2017 18:55 WIB
Mapala Unisi UII gelar jumpa pers terkait tewasnya 3 mahasiswa/ Foto: Sukma Indah Permana/detikcom
Yogyakarta - Ketua Panitia Diksar The Great Camping (TGC) XXXVII Wildan Nuzula menjelaskan soal apa saja kegiatan selama diksar yang dipimpinnya. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peserta dalam Diksar ini.

"Isinya (konsep) silabus materi, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis," ujar Wildan saat jumpa pers di Hall UII, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Jumat (27/1/2017).

Awalnya, pengurus di Bidang Litbang Mapala Unisi UII akan menunjuk Steering Committee yang akan bekerja membentuk konsep diksar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian peserta akan menjalani materi kelas pada tanggal 11-12 Januari 2017. Di sini peserta TGC XXXVII mendapat 10 materi," kata Wildan.

10 materi terdiri dari Hubungan Islam Manusia dan Alam, Sejarah dan Organisasi Mapala Unisi UII, Sosiologi Pedesaan, Navigasi Darat, Mountaineering, Survival, Lingkungan Hidup, Manajemen dan Jurnalistik Alam Bebas, SAR, dan P3K.

Dari total 37 peserta, 34 diantaranya laki-laki dan 3 orang perempuan. Mereka terbagi dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompik terdapat tiga orang pendamping.

Pada tanggal 13 Januari 2017, peserta melakukan packing dan persiapan di Hall UII sebelum terjun ke lapangan. Kemudian keesokan harinya pada tanggal 14 Januari 2017, peserta berangkat ke lokasi Diksar di Tawangmangu, Karanganyar.

"Dari awal, kegiatan di lapangan rencananya akan berlangsung hingga 22 Januari 2017. Namun, karena ada musibah, kepergian Almarhum Fadli pada 20 Januari, maka panitia menghentikan segala kegiatan dan menarik seluruh peserta TGC XXXVII ke Yogyakarta," urainya.

Terdapat materi survival di 3 hari terakhir diksar.

Sebelum dilakukan survival di lapangan, seluruh peserta dicek kesehatannya oleh Mapala Fakultas Kedokteran UNS. Tes ini dilakukan pada sehari sebelum survival yakni pada tanggal 17 Januari 2017.

Seluruh logistik dari peserta ditarik oleh panitia. Peserta dibekali air 1 dirigen, peralatan masak, bahan bakar padat, garam, benda tajam untuk memotong dan alat makan. Peserta kemudian diarahkan untuk mencari makanan yang ada di sekitar lokasi.

Wildan menjelaskan, survival dalam diksar saat itu menggunakan konsep survival statis. Panitia akan menentukan tempat sekaligus batasannya.

"Ya tumbuhan, pokoknya flora dan fauna yang bisa dimakan. Sebelumnya peserta sudah mendapatkan materi di kelas tentang apa yang bisa dimakan ketika kondisi mendesak," jelasnya.

Selama survival pula, lanjut Wildan, peserta diarahkan untuk selalu membuat api unggun. Peserta makan 3 kali sehari dengan satu jam sebelumnya digunakan untuk mencari bahan makanan.

"Untuk makan juga dikontrol," kata Wildan. (sip/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads