Pria yang biasa disapa Wawan itu sibuk melayani pelanggan yang mayoritas warga Tionghoa. Dengan sabar dia layani satu per satu pelanggan dan percakapan tawar menawar yang ada.
![]() |
Momen tahun baru Imlek membawa berkah besar bagi Wawan. Dagangannya di kios yang berjarak sekitar 15 meter dari Kelenteng Boen Tek Bio itu laris manis dengan keuntungan berlipat ganda.
"Sekarang keuntungannya besar, sampai 300 persen. Dibanding tahun lalu sih lebih ramai sekarang," kata Wawan, Jumat (27/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Barang yang jadi andalannya jelang Imlek yakni lampion, harganya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 2,5 juta. Semakin besar ukurannya, semakin tinggi pula harga lampion.
Wawan mengaku berjualan sejak tahun 80-an. Hingga kini Dia masih menekuni profesi itu dan menjadi andalannya untuk menafkahi keluarga.
"Tahun 80-an saya berjual sayur, tahun 90-an jualan sembako. Mulai 2.000-an saya jualan angpau," kata Wawan memulai cerita.
Pria kelahiran tahun 1977 ini mengaku sudah berdagang sejak duduk di bangku SD. Usaha itu dimualinya tanpa modal. Bahkan Wawan membiayi kuliahnya sendiri.
![]() |
Wawan mengambil jurusan Informasi Teknologi semasa kuliah. Ketika itu dia juga tetap berdagang sambil mengajar kursus komputer.
"Saya awalnya jual hasil bumi yang ada di belakang rumah. Seperti daun pisang, daun singkong, juga daun pacekap. Punya modal seribu - dua ribu, saya belanja. Tahun 80-an duit segitu kan lumayan," ujarnya.
Wawan kemudian bercerita tentang perjuangannya bertahan di Pasar Lama Tangerang. Ketekunan menjadi kunci baginya untuk tetap bersaing dengan pedagang lain.
"Kuncinya cuma 1, jangan pernah libur dagang. Mau ramai mau sepi tetap buka. Sama seperti sekolah. Kalau mau pintar harus masuk terus," kata Dia.
Tahun lalu, Wawan hanya menggelar dagangannya di kaki lima. Namun tahun ini dia sudah berdagang di kios. Dia dibantu 4 orang anak buah. Keempat anak buahnya beragama Islam sedangkan Wawan penganut agama Budha.
Menariknya, Wawan meliburkan semua anak buahnya saat hari raya Imlek. Sedangkan Wawan akan tetap berdagang. "Besok mereka saya liburkan semua. Tapi saya tetap dagang," ujarnya.
Terkait rencananya membuka kios pada hari Imlek, Wawan tak memasang target tinggi. Dia berdagang hanya untuk mendapatkan satu pembeli saja.
"Karena kalau saya pakai hitungan-hitungan. Buka pintu ada penglaris seorang, mau 10 ribu atau 500 udah, tutup," kata Wawan.
Sejak awal berdagang di Pasar Lama, Wawan mengaku tak pernah bermasalah dengan pedagang lain. Dia memilih menjalin kebersamaan di tengah persaingan berebut pelanggan.
"Kalau dagang ya masing-masing aja. Tapi kekeluargaan kita jaga. Saya biasanya bagi-bagi hasil panen. Atau Diajak ke ladang saya ikut," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini