"Alhamdulillah, saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan DKI berkaitan dengan Lomba Paduan Suara Mars Revolusi Mental," kata Puan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2017).
Puan yang juga ketua Gerakan Revolusi Mental, menilai Sumarsono berhasil memperkenalkan mars Revolusi Mental kepada seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puan melihat 'wajah' Pemprov DKI yang belakangan tegang menjadi ceria. "Ini salah satu implementasi Gerakan Revolusi mental saya harap ini diadakan di provinsi lain," sebutnya.
![]() |
Pantauan detikcom, suasana di dalam Balai Agung (tempat perlombaan berlangsung) saat acara memang sangat meriah. Ruang pertemuan dipenuhi pegawai-pegawai dinas yang berbusana ala abang.
Peserta pria memakai peci, baju koko, celana hitam serta sarung dikalungkan ke leher, sementara yang perempuan memakai setelan kebaya encim serta kerudung.
"Juara peringkat ketiga dari Dinas Perhubungan... Juara kedua Dinas Pendidikan... Untuk juara pertama kira-kira siapa? Sekretariat Daerah," seru pencipta mars Revolusi Mental sekaligus juri dalam lomba, Ermaya Suradinata.
Juara I lomba ini mendapat hadiah kejutan dari Puan, yaitu uang sejumlah Rp 25 juta. Para peserta yang keluar sebagai pemenang, khususnya juara 1 pun bersorak, berteriak dan saling memeluk rekan mereka. Sebelum masing-masing grup menerima piala, mereka wajib melantunkan dua lagu yang mereka persembahkan dalam lomba.
"(Uang Rp 25 juta) Itu apresiasi kami untuk juara satu karena tampilannya memang bersungguh-sungguh semangat," ucap Puan. (fdn/fdn)