Masa Jabatan Berakhir, Dubes Nadjib Diapresiasi PM Australia

Masa Jabatan Berakhir, Dubes Nadjib Diapresiasi PM Australia

Nograhany Widhi K - detikNews
Rabu, 25 Jan 2017 17:35 WIB
Foto: PM australia Malcolm Turnbull mengapresiasi Dubes Nadjib Riphat Kesoema (Foto: KBRI Canberra)
Jakarta - Masa jabatan Dubes RI untuk Australia Nadjib Riphat segera berakhir. Dubes Nadjib pun pamitan pada Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull.

Pamitan alias farewell call itu dilakukan Dubes Nadjib pada PM Turnbull di kantor Gedung Parlemen Australia di Canberra pada Selasa (24/1/2017) kemarin, seperti disebut dalam rilis KBRI Canberra yang diterima detikcom, Rabu (25/1/2017).

PM Turnbull mengapresiasi sumbangsih Dubes Nadjib karena dipandang berhasil menjaga dan mempromosikan hubungan bilateral Indonesia-Australia dengan sangat baik di berbagai sektor, mulai dari politik, ekonomi-perdagangan dan investasi, pendidikan hingga people-to-people contact.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apresiasi PM Turnbull pada kinerja Dubes Nadjib, termasuk ketika kedua negara menghadapi masa-masa yang sulit, juga disampaikan oleh berbagai pejabat tinggi Australia, seperti Menteri Luar Negeri Julie Bishop dan Secretary Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, Frances Adamson serta para Gubernur Negara Bagian di Australia ketika Dubes Nadjib berpamitan dengan mereka.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Nadjib menyampaikan bahwa hubungan pribadi yang dijalinnya dengan beberapa PM Australia selama ini, sangat membantunya dalam memperkuat komunikasi dan terbukti berperan penting dalam membahas dan menyelesaikan berbagai isu strategis kedua negara.

Selama menjabat, Dubes Nadjib juga berkesempatan mendampingi PM Turnbull berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo pada 12 November 2015 lalu, termasuk saat melakukan blusukan bersama di Pasar Tanah Abang.

PM Turnbull maupun Dubes Nadjib juga membahas rencana kunjungan kenegaraan Presiden RI Jokowi ke Australia, yang tahun lalu sempat tertunda. Kunjungan ini diharapkan dapat semakin memperkokoh kerjasama kedua negara.

Selama menjabat sebagai Dubes RI untuk Australia, sejumlah inisiatif penting dalam rangka memajukan kerjasama Indonesia-Australia berhasil diwujudkan seperti penandatanganan Code of Conduct (CoC) Kerjasama Intelijen tahun 2014, terbentuknya forum pertemuan di tingkat Menteri Koordinator Bidang Polhukam kedua negara, yakni Indonesia-Australia Ministerial Council on Law and Security pada tahun 2015, serta dimulainya kembali perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) guna mengoptimalkan potensi kerjasama ekonomi kedua negara, seperti jasa, investasi hingga tarif.

Dubes Nadjib mengakui bahwa umumnya hubungan negara bertetangga selalu penuh dengan dinamika dan tantangan. Untuk itu, Dubes Nadjib menekankan bahwa kunci untuk menangani berbagai perbedaan dan dinamika hubungan RI-Australia adalah melakukan dialog konstruktif secara terus-menerus dan melihat dari sudut perspektif kedua negara.

Ditambahkannya pula, bahwa kedua negara ini saling membutuhkan dan dapat saling melengkapi. Masa depan Australia berada di Indonesia dan demikian juga sebaliknya. Bila kedua negara ini bersinergi dengan baik, maka manfaatnya akan sangat terasa di negara-negara kawasan sekitarnya.

Dubes Nadjib telah menjabat selama 4 tahun lebih di Australia. Pengganti Dubes Nadjib belum ditentukan, namun dari nama-nama calon dubes yang telah melalui uji kelayakan di Komisi I DPR, diplomat Kristiarto Legowo diusulkan menjadi Dubes RI untuk Australia. Hasil uji kelayakan calon Dubes ini kini sudah diserahkan dari Komisi I DPR pada Presiden Jokowi. (nwk/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads