Trans Swadaya adalah unit bisnis baru di bawah PT Transportasi Jakarta yang akan mewadahi para pemilik bus-bus pribadi, yang sebelumnya tergabung di Metro Mini, Kopaja, Mayasari Bhakti, dan Mayapada, yang memiliki izin beroperasi di Jakarta.
"Dishub dan Pemprov berdiskusi bersama langkah apa yang bisa diambil. Tapi kalau dalam DKI, solusinya bergabung dalam Trans Swadaya, 100 bus siap bergabung dengan kami. Konsep pelayanan kami ditugaskan untuk bisa melayani seluruh pelanggan DKI dan sekitarnya," tutur Dirut PT TransJ Budi Kaliwono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rute-rute baru juga akan dibuat dengan adanya Trans Swadaya dari bus-bus yang dipercayakan oleh pemilik angkot untuk dikelola PT TransJ. Masih akan ada pemilik bus angkot yang akan bergabung.
"Namun sampai hari ini mereka masih timbang-timbang sejumlah uang, self responsibility, karena mereka harus bertanggung jawab," jelas Budi.
Namun PT TransJ belum bisa mewadahi operator angkutan kota lintas provinsi, seperti dengan Jawa Barat. Hal ini karena masalah izin yang dikeluarkan oleh Pemprov masing-masing. Maka harus ada komunikasi antar-Pemprov DKI dan Jawa Barat.
"Karena TransJ itu adalah BUMD di bawah Pemprov DKI. Yang selama ini nggak bisa damai, dikeluarkan, seperti Bekasi, Jawa Barat. Angkot izin dikeluarkan oleh Bekasi," tutur Budi.
Kasus yang diutarakan Budi itu salah satu contohnya mengacu pada gesekan antara angkot minibus K56 rute Cileungsi-Cibubur-Cawang dengan bus TransJ rute Cibubur-Cawang. Rute bus TransJ sempat dihentikan sementara selama 1 bulan, sejak 23 Desember 2016 sampai 24 Januari 2017, karena protes para sopir angkot K56 yang menilai bus TransJ 'memakan' penumpangnya. Padahal angkot K56 tak memiliki izin untuk beroperasi hingga Jakarta karena izin yang dikeluarkan hanya melayani wilayah Bekasi, Jawa Barat. (nwk/fdn)











































