Polisi Sita Surat Testimoni Asyam Mapala UII Sebelum Meninggal

Polisi Sita Surat Testimoni Asyam Mapala UII Sebelum Meninggal

Idham Kholid - detikNews
Rabu, 25 Jan 2017 15:26 WIB
Ilustrasi (Mindra Purnomo/detikcom)
Jakarta - Polisi menyita surat testimoni Syaits Asyam (19), mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang tewas setelah mengikuti pendidikan dan latihan dasar (diklatsar) The Great Camping (TGC). Surat wasiat tersebut disampaikan kepada ibundanya sebelum Asyam meninggal.

"Sebelum Asyam meninggal, ibu korban yang menunggui menjelang sakaratul maut di RS, Asyam sempat menuliskan testimoni yang kemudian kita lakukan penyitaan," ujar Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak saat dihubungi detikcom, Rabu (25/1/2017).

Ada tiga poin dalam surat testimoni terakhir Asyam tersebut. Asyam awalnya mencoba menulis sendiri, namun Asyam hanya mampu menulis poin pertama yang kemudian diteruskan oleh ibundanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat itu napas sudah sesak, jadi korban Asyam (minta) ke pihak RS siapkan kertas untuk menulis pesan terakhir dari almarhum," ujarnya.

Intinya, dalam surat testimoni itu, poin pertama Asyam menuturkan benar dirinya menerima perlakuan tindak kekerasan selama mengikuti diklatsar mapala.

"Lalu yang bersangkutan di hari ketiga sebenarnya sudah ingin mengundurkan diri, namun tetap dipaksa dan seterusnya. Dan korban mengatakan dalam testimoninya itu menerima tamparan, tendangan, dan cambukan dari tali prusik," tuturnya.

Baca juga: Sebelum Tewas, Mapala UII Sebut Nama Penganiaya di Gunung Lawu

Keluarga saat ini telah mengikhlaskan kepergian Syaits Asyam. Namun masih banyak pertanyaan yang ingin diungkap keluarga di balik tewasnya Asyam.

"Saya dapat kabar sekitar jam 11.00 WIB (Sabtu 21/1) dari temannya. Sekitar jam 12.00 saya sampai di RS Bethesda (Yogyakarta)," ujar ibunda Asyam, Sri Handayani (47), di rumah duka di Kelurahan Caturharjo, Sleman, Senin (23/1).

Handayani sempat berkomunikasi dengan putranya untuk terakhir kali. Dalam kesempatan itu, Handayani bertanya apa dan siapa yang menyebabkan Asyam tergolek tak berdaya.

"Dia (Asyam) cerita kronologinya dan saya catat di kertas. Asyam cerita kalau punggungnya disabet pakai rotan, lehernya berat karena membawa air terlalu banyak, punggung dipukuli 10 kali, diinjak. Dia bilang sakit," kata Sri kepada wartawan di rumahnya di Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. (idh/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads