Atasi Banjir Rob, UPT Muara Angke Bangun Tanggul Sementara

Atasi Banjir Rob, UPT Muara Angke Bangun Tanggul Sementara

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 25 Jan 2017 11:25 WIB
Banjir rob di Muara Angke beberapa waktu lalu (Jabbar Ramdhani/detikcom)
Jakarta - Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, sering dilanda banjir rob karena adanya tanggul jebol. Untuk mengatasi adanya banjir rob lagi, Unit Pelayanan Teknis (UPT) Muara Angke akan membuat tanggul sementara.

"Kawasan Muara Angke ini sering dilanda banjir rob. Kami dari UPT sudah membuat tanggul. Tapi sifatnya sementara. Setidaknya untuk memperkecil kemungkinan banjir," kata Kepala UPT Abdul Cholik saat dihubungi, Rabu (25/1/2017).

Cholik mengatakan kawasan Muara Angke memiliki empat masalah krusial yang harus ditangani. Dia berencana membuat program penanganan bersama masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Muara Angke ini ada 4 masalah besar yang harus bisa ditangani bersama antara UPT dan masyarakat. Masalahnya yaitu banjir rob, bangunan ilegal, sampah, dan ketersediaan air bersih. Itu 4 masalah besar Muara Angke yang harus kita programkan. Ini kita perjuangkan terus-menerus," ujarnya.

Masalah bangunan liar, menurutnya, juga memiliki kaitan dengan penanggulangan banjir. Pada 2016, pihak UPT telah membongkar bangunan-bangunan liar.

Dalam upaya tersebut, Cholik mengatakan pihak UPT sempat mendapatkan tekanan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Selain itu, tekanan datang dari tim sukses calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub.

"Soal bangunan liar, kita juga jadikan perhatian. Sekedar informasi, pada 2016, di sebelah barat pasar, kita bongkar sebanyak 526 pintu. Banyak tekanan dari LSM, dari timses Pilgub DKI juga ada. Padahal ini adalah wilayah penanggulangan banjir," tuturnya.

Selanjutnya, dalam penanganan sampah, pihak UPT berkoordinasi dengan Kelurahan Pluit. Sebab, sampah juga dapat menjadi penyebab tersumbatnya saluran air di Muara Angke.

Akibatnya, ketika terjadi banjir rob, air tidak kunjung surut karena tidak mengalir dengan lancar. Menurut Cholik, saluran air semestinya lancar hingga ke Waduk Kali Adem. Setelah itu, air akan dipompa ke Kali Adem hingga menuju muara.

"Kita bersama harus benahi saluran air yang ada. Karena ada waduk penampungan air. Jadi, kalau ada air yang menggenang di jalan menuju Pelabuhan Kali Adem, itu air cepat mengalir ke waduk itu," ucap Cholik.

"Sampai di waduk, itu dipompa untuk dikeluarkan di Kali Adem. Saya juga sudah minta ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk ditambahkan pompa. Supaya kalau ada rob, bisa cepat diatasi. Jadi tidak terlalu lama air menggenang," sambungnya.

Kawasan Muara Angke menjadi langganan dihadapi oleh warga. Ketinggian air dapat mencapai 30-50 cm ketika hujan deras dan kondisi air laut yang pasang.

Warga bersama pihak UPT sudah beberapa kali melakukan pertemuan untuk membahas solusi penanganan banjir. Namun, untuk membangun tanggul baru dan meninggikan jalan, solusi ini terbentur masalah anggaran. (jbr/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads