"Saya sedih dan terpukul atas meninggalnya tiga mahasiswa UII yang ikut pendidikan dan latihan dasar Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UII. Saya mengenal Mapala UII selama 38 tahun, sejak masuk ke Fakultas Hukum UII tahun 1978," terang Mahfud melalui pesan singkat, Rabu (25/1/2017).
Menurut Mahfud, Mapala UII merupakan organisasi yang santun. Dia menjelaskan belum pernah mendengar ada kekerasan di Mapala UII.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud mengaku kaget atas kematian 3 mahasiswa UII tersebut. Seperti diketahui, total peserta diksar ada 37 mahasiswa dari berbagai fakultas di UII. Sebanyak 34 peserta laki-laki dan 3 orang perempuan.
"Tim SAR Mapala UII bukan hanya dikenal di Yogya, tetapi masuk ke daerah-daerah bencana alam, termasuk banjir-banjir di Jakarta. Tapi sungguh mengagetkan, sekarang tindak kekerasan fisik yang menghilangkan 3 nyawa justru terjadi di Mapala UII," cetus Mahfud.
Tiga mahasiswa UII yang tewas adalah Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), Muhammad Fadli (19), dan Syaits Asyam (19), setelah mengikuti kegiatan TGC di lereng selatan Gunung Lawu di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017.
Sampai saat ini, masih ada 5 orang yang sedang dirawat di rumah sakit. Kelimanya dirawat setelah menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya di Jogja International Hospital (JIH) pada Selasa (23/1). Selain lima mahasiswa itu, ada 27 orang yang diperiksa di sana. Sedangkan dua mahasiswa dilaporkan sudah tidak berada di Yogyakarta karena pulang ke daerah asalnya.
"Lima orang dirawat intensif," ujar Rektor UII Harsoyo di Yogyakarta, Rabu (25/1). (dkp/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini