Jokowi dan ICMI Bahas Gejolak Antiplural dan Paham Irasional

Jokowi dan ICMI Bahas Gejolak Antiplural dan Paham Irasional

Ray Jordan - detikNews
Senin, 23 Jan 2017 20:44 WIB
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Mereka membahas masalah munculnya paham antikebinekaan hingga irasionalitas yang mulai masuk kampus.

ICMI juga melaporkan tentang rencana organisasi ke depan. Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengatakan Presiden Jokowi antusias dengan adanya pertemuan itu. Semua ide yang disampaikan telah disambut dengan baik.

"Semua idenya diterima dan akan ditindaklanjuti," kata Jimly di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa hal yang disampaikan ICMI di antaranya mengenai Silaturahmi Nasional ICMI, yang diselenggarakan pada 26 Desember lalu. Dalam silatnas tersebut, dibicarakan mengenai bagaimana menghidupkan kegiatan ilmiah di kampus Islam.

"Kehadiran pengurus ICMI untuk kembali menghidupkan kegiatan-kegiatan ilmiah di kampus-kampus Islam dengan perspektif ilmiah, ilmu dengan perspektif moral. Nah, ini gerakan sekaligus menangkal mulai muncul dan masuknya irasionalitas dalam dunia kampus. Nah, kita laporin mengenai itu," kata Jimly.

Selain itu, lanjut Jimly, pihaknya juga melaporkan mengenai agenda ICMI berkaitan dengan pelatihan kepemimpinan, baik bidang politik maupun kewirausahawanan.

"Tapi, di samping melaporkan mengenai perkembangan kegiatan ICMI, kami menyampaikan bersamaan dengan Presiden membahas mengenai gejala yang sedang terjadi akhir-akhir ini di negara kita. Kami sampaikan kebinekaan adalah kenyataan hidup bagi bangsa kita, sehingga tidak mungkin ada kekurangan apa pun yang bisa menghilangkan ciri keindonesiaan kita, pluralisme kita. Di satu sisi Indonesia, namun di saat yang sama sulit juga bagi kita berharap tidak ada masalah di dalam pengelolaan kita terhadap kebinekaan kita," jelas Jimly.

"Nah, yang penting suasana sekarang ini kita kelola dengan hikmat, apalagi ini suasananya menjelang pilkada. Mudah-mudahan nanti setelah pilkada selesai, jangan sampai gejolak-gejolak antipluralisasi itu terus berlanjut. Nah, ini harus dikelola dengan tepat, jangan sampai masing-masing kelompok ini makin diperketat, sehingga menyulitkan upaya ke depan membangun kerukunan, pembauran, dan kerukunan itu menjadi kunci yang dari tadi kita bicarakan dengan Presiden," tambah Jimly.

Jimly juga mengatakan, ICMI dan Jokowi juga membahas soal isu kesenjangan sosial.

"Isu kesenjangan sosial ini menjadi salah satu warna yang menyentakkan bagi Presiden. Presiden sendiri menyebut kita bersyukur ada peristiwa yang kemarin 212 itu mengingatkan semua pihak akan adanya masalah kesenjangan sosial," kata Jimly.

"Inilah yang menjadi pusat perhatian pemerintah, dan ICMI menyambut baik agenda dan kesungguhan pemerintah termasuk program-program yang sudah dan akan dikerjakan yang akan datang," ujarnya.

Terakhir, Jimly mengatakan pihaknya menyampaikan soal rencana ICMI mengenai forum kerukunan umat beragama.

"Jadi sedang dibahas juga mengenai Trinity Harmony Forum yang sedang kita kembangkan seperti Bali Democracy Forum. Maka kita juga bersama-sama organisasi cendekiawan lintas agama mengembangkan kegiatan Trinity Harmoni Forum di suatu tempat yang saat ini. Kemungkinan diubah ini nanti akan dibicarakan lebih detil dengan semua ormas cendekiawan nasional, dan akan dihadiri berapa menteri yang mempunyai hubungan," jelas Jimly.

(jor/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads