Kata Saksi, Begini Gambar dan Denah 'Kota Rahasia' di Sukabumi

Kata Saksi, Begini Gambar dan Denah 'Kota Rahasia' di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikNews
Senin, 23 Jan 2017 11:29 WIB
Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom
Sukabumi - Menurut warga setempat dan saksi hidup, dulu Kampung Pojok, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, merupakan 'kota rahasia' era pendudukan Jepang. Di lahan 10 hektare tersebut, ada pangkalan militer, pabrik kina, dan lain-lain.

Tedi Ginanjar, penyuluh Kehutanan Swadaya Jabar, mulai tertarik dengan Kampung Pojok saat menelusuri silsilah keluarga. Dia menemui warga setempat, veteran RI, dan tak sengaja mendapatkan cerita tentang kota rahasia. Setiap detail cerita, ia gambarkan ilustrasi berdasar puing-puing yang tersisa berikut denah lokasi. Bangunan peninggalan sudah banyak yang tidak utuh, hanya tersisa puing-puing. Sebagian lagi sudah berubah menjadi sawah.

Tedi menunjukkan denah yang ia dapatkan berdasarkan cerita saksi-saksi hidupTedi menunjukkan denah yang ia dapatkan berdasarkan cerita saksi-saksi hidup Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom

Menurut Tedi, sisa bangunan banyak diambil warga untuk lantai atau membangun rumah. Bahkan ada yang menggunakannya untuk tangga dapur karena masih ada rumah warga yang berbentuk panggung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahan batu-nya memang bagus, asli batu alam warga banyak yang ambil untuk bangun rumah. Kawasan ini belum ditetapkan sebagai situs sejarah," lanjutnya lagi.

Kata Saksi, Begini Denah 'Kota Rahasia' di SukabumiFoto: Syahdan Alamsyah/detikcom

Keberadaan 'kota' di pelosok Sukabumi ini dibenarkan Endang, veteran dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Dua (Pelda). Ia mengetahui jelas tempat itu karena kakak kandungnya Encep Kosasih bergabung menjadi pasukan Heiho.

Endang, veteran berpangkat tearkhir PeldaEndang, veteran berpangkat tearkhir Pelda Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom

"Kakak saya menyebut tempat itu sebagai kota rahasia. Di sana ada pabrik obat kina, pabrik senjata, pangkalan terbang, dan kereta lori," tutur Endang dalam kesempatan terpisah.

Jepang memilih tempat itu sebagai 'markas' karena perbukitan di tempat itu membentuk tapal kuda dan memudahkan pengintaian ketika ada penyerangan. Kawasan tersebut menghadap ke timur. Ketika matahari terbit, semua pasukan Jepang dan warga diminta untuk membungkuk memberikan penghormatan.


(try/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads