"Walaupun kita tahu ada keterbatasan (waktu dalam menjawab pertanyaan debat) karena durasinya yang begitu pendek-pendek, hanya dua menit. Tentu membutuhkan seni tersendiri untuk menyampaikan pesan-pesan yang kuat untuk masyarakat," ujar Agus di Kantor PWNU, Jl Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, Jumat (20/1/2017).
Oleh karena itu, pasangan nomor urut 1 Agus-Sylvi tak hanya menaruh peruntungan mereka dalam debat untuk menyampaikan program serta gagasan mereka bagi Jakarta ke depan. Keduanya kata Agus, lebih memilih untuk bergerilya lapangan menemui masyarakat langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk persiapan debat sendiri, Agus berkata dia dan tim terus melakukan pembahasan. Namun dia menyebut tak ada persiapan secara khusus.
Sekali lagi kata Agus, yang terpenting adalah bertemu dengan rakyat, mendengar langsung di lapangan keluhan mereka. Hal tersebut dapat melengkapi pemahamannya terhadap isu-isu di tengah masyarakat.
"Saya bergerilya, berkunjung ke lapangan, mendengarkan berbagai masukan dari masyarakat langsung maupun dari pakar, tokoh, itu menurut saya semakin melengkapi pemahaman saya terhadap berbagai isu di Jakarta. Dan tentunya itu akan semakin menyempurnakan program kami," pungkas Agus. (gbr/elz)











































