"Menurut saya, kalau suara di Jakarta nggak bisa digituin, terlalu kecil sampelnya untuk dipecah jadi 5, I think I know statistitcs enough," kata Anies di kawasan Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (20/1/2017).
"Jadi, kalau melakukan per wilayah, margin of error-nya nanti berantakan. 800 dibagi 5, nah margin-nya langsung drop. Basis wilayah kita di mana mana," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan rilis survei di tengah-tengah kampanye bukanlah hal yang tepat. Objektivitas survei saat ini, menurut Anies, sangat meragukan baginya.
"Orang itu mengecek tingginya berapa, padahal masih di tengah jalan. Begitu kita bergerak seperti sekarang, bertahap, dan yang paling penting itu kan deltanya," sambungnya.
"Objektivitas (survei) ada sih perbedaan, tapi beda, saya yakin warga Jakarta aspirasinya kuat untuk ganti gubernur baru," tambahnya.
Sebelumnya, lembaga survei Poltracking Indonesia merilis survei persebaran basis suara ketiga kandidat Pilgub DKI Jakarta. Hasilnya menunjukkan pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti-Sylviana Murni mendapatkan dukungan terkuat di Jakarta Barat dengan 33,16 persen suara dan Jakarta Timur dengan 28,70 persen suara.
Pasangan Ahok-Djarot, kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, mendapatkan dukungan terkuat di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan perolehan suara 34,17 persen dan 43,75 persen. Sedangkan untuk Anies-Sandiaga, kata dia, basis dukungan terkuat berada di Jakarta Selatan sekitar 35 persen dan di Jakarta Timur sekitar 28,26 persen.
(fdu/imk)











































