Republik Indonesia tidak pernah memiliki hubungan bilateral dengan Israel. Tetapi pada praktiknya, RI dan Israel memiliki hubungan perdagangan. Meski begitu, hubungan kedua negara cenderung dingin mengingat tak adanya hubungan diplomatik.
Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (20/1/2017), Israel memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1948. Setelah itu, Israel semakin memperlebar batas wilayah yang sebelumnya ditentukan oleh PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1950
Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett, mengirim telegram kepada Mohammad Hatta. Isi telegram tersebut adalah pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Israel. Ketika itu bentuk negara Indonesia adalah federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Saat itu Hatta menjabat sebagai Perdana Menteri. Setelah dekrit untuk kembali ke UUD 1945 oleh Presiden Sukarno dan bentuk negara kembali menjadi republik, Hatta menjadi Wakil Presiden RI.
1952
Indonesia tak kunjung mengakui kemerdekaan Israel. Sikap itu kemudian ditegaskan dalam pernyataan resmi yang kala itu dimuat Kantor Berita Antara.
1955
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika. Israel tak datang karena kehadirannya ditolak Presiden Sukarno.
1957
Indonesia mengikuti penyisihan untuk Piala Dunia 1958 dan lolos untuk zona Asia. Pada satu pertandingan, Indonesia harus berhadapan dengan Israel. Tetapi pertandingan itu tak terlaksana karena Indonesia meminta berlaga di luar Jakarta atau Tel Aviv dan ditolak FIFA. Indonesia akhirnya mengundurkan diri.
1962
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Presiden Sukarno menolak kepesertaan Israel dalam ajang ini.
1993
PM Israel kala itu, Yitzak Rabin, bertemu dengan Presiden kedua RI Soeharto di Jakarta pada Jumat, 16 Oktober 1993. Ketika itu Rabin tengah dalam perjalanan pulang dari China dan akan singgah di Singapura. Namun dia menyempatkan diri mampir di Jakarta dan bertemu Soeharto. Situs resmi Nahdlatul Ulama menulis bahwa pertemuan ini dilakukan di kediaman Soeharto.
Kabar tentang pertemuan ini tersiar ke radio Belanda. Ada tiga poin yang dibicarakan pada pertemuan singkat ini, yakni kemungkinan kerja sama perdagangan antara RI dan Israel, Rabin meminta RI untuk melobi negara-negara Arab agar meningkatkan hubungan perdagangan dengan Israel, dan dukungan RI bagi perdamaian Israel-Palestina. Saat itu Indonesia merupakan Ketua Gerakan Nonblok sehingga memiliki posisi penting.
1994
Ketum PBNU saat itu, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (yang kemudian menjadi Presiden ke-4 RI tahun 1999), diundang PM Israel Yitzak Rabin. Gus Dur diundang untuk menjadi saksi perjanjian damai Israel-Palestina, seperti ditulis dalam situs resmi Nahdlatul Ulama.
2000
Kerja sama perdagangan Indonesia dan Israel mulai dibuka. Saat itu Gus Dur telah menjabat sebagai Presiden RI.
2002
Indonesia-Israel Public Affairs Committee didirikan, terdiri atas 4.450 anggota.
2016
Presiden Jokowi menyerukan untuk memboikot produk Israel di tanah pendudukan saat KTT Luar Biasa Organisasi Komite Islam di Jakarta.
2016
Menlu RI Retno LP Marsudi ditolak masuk Israel saat akan meresmikan konsulat kehormatan di Ramallah, ibu kota Palestina. (bag/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini