"Jadi intinya, kami menghormati partai mana pun yang mengusulkan parliamentary threshold dari nol persen sampai 10 persen, setinggi-tingginya. Kami mengajak semua partai untuk mengedepankan kepentingan bangsa, negara, rakyat, di atas kepentingan partai politik," kata anggota DPR dari Fraksi Gerindra Ahmad Riza Patria dalam perbicangan dengan detikcom, Rabu (18/1/2017).
Bagi Gerindra, usulan ambang batas parlemen tersebut tentunya menguntungkan partai besar di Indonesia, tapi akan membunuh partai kecil dan menengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Riza, hal tersebut tidak bijaksana. Penyerdehanaan partai katanya, biarlah terjadi secara alamiah bukan dengan membuat regulasi-regulasi.
"Saya kira itu tidak bijaksana dan arif. Penyederhanaan partai biarlah secara alamiah. Penyerdehanaan politik harus dilakukan secara alamiah, jangan dipaksakan melalui sebuah regulasi undang-undang yang memangkas setinggi-tingginya parlemen threshold," jelasnya.
Partai Gerindra ujarnya, pada pemilu 2009 menempati posisi 8 dan di tahun 2014 menempati posisi 3 ini termasuk partai besar saat ini di Indonesia.
"Namun kenapa Gerindra berpendat harus mengakomodir partai-partai lain? Itulah yang disampaikan oleh Bapak Prabowo kepada kami, kader, sekalipun kami duduk sebagai partai besar, tetap mengakomodir dan memberi kesempatan kepada partai lainnya, termasuk partai kecil," ujarnya.
"Biarlah berkompetisi secara sehat, jangan dimatikan, dihilangkan partai lain melalui regulasi yang ada. Termasuk parliamentary threshold," tambah Riza yang juga Wakil Ketua Pansus RUU Pemilu itu. (gbr/erd)