"Harus lebih banyak melakukan komunikasi di antara ormas-ormas, komunikasi dengan lintas agama, lintas suku, dan ras. Baik melalui pemerintah maupun masyarakat sendiri," kata Tito di kampus IPDN, Jalan Jatinangor, Sumedang, Rabu (18/1/2017).
Tito menjelaskan salah satu cara meningkatkan komunikasi adalah kembali mengintensifkan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Dengan begitu, kata dia, potensi-potensi konflik yang terjadi di masyarakat bisa terdeteksi dan diredam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Tito, Mendagri Tjahjo Kumolo menyebut telah mengingatkan kepala daerah, mulai gubernur, wali kota, hingga bupati untuk membangun komunikasi dengan kelompok agama, masyarakat, dan adat.
"Kami sudah mengingatkan mereka untuk melakukan komunikasi. Ini untuk menjaga kebinekaan. Baik dengan pondok pesantren, agama, dan lain-lain di daerahnya," ujar Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, komunikasi tersebut harus diintensifkan dan harus dicermati oleh kepala daerah. Pasalnya, seperti yang dikatakan Kapolri pada ceramah umumnya, kebinekaan yang merupakan kekayaan Indonesia juga merupakan ancaman.
"Jadi jangan dibalik ya, bukan Indonesia yang terdiri atas beberapa golongan, agama, suku dan ras. Tapi justru dengan beberapa golongan dan keberagaman itulah Indonesia," katanya.
Tjahjo berharap keberagaman yang dimiliki Indonesia dan menjadi sebuah kepribadian Indonesia harus benar-benar dijaga, dikelola, dan dilestarikan. Sehingga, Indonesia tidak mudah terpecah belah. (rna/rna)











































