"Karakteristik pengangkutan lumba-lumba untuk dapat bertahan hidup memerlukan air. Dan air merupakan salah satu jenis barang berbahaya (dangerous goods) karena dapat menimbulkan korosi," demikian kata Kepala Informasi dan Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan.
(Baca juga: Ramai Soal Lumba-lumba, Ini Aturan Angkut Mamalia Laut di Pesawat)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, yang jelas Sriwijaya Air sudah memiliki izin mengangkut barang berbahaya.
"Sriwijaya Air berkemampuan untuk pengangkutan lumba-lumba karena sudah memiliki sertifikat mengangkut barang berbahaya," tandas Bambang.
Pengangkutan lumba-lumba ini diprotes aktivis lingkungan Melanie Subono dan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Indonesia. Mereka mempermasalahkan cara pengangkutan lumba-lumba itu, yang seharusnya diangkut dalam keadaan basah. Mereka juga memprotes tujuan pengangkutan lumba-lumba itu seharusnya bukan untuk sirkus.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ada standar khusus untuk pemindahan lumba-lumba.
"Begini saja, aturannya itu boleh dia (lumba-lumba) untuk peragaan. Yang paling penting, kolam-kolamnya dan peralatannya dan situasinya semua mesti beres, gitu," ujar Siti Nurbaya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
(Baca juga: Lumba-lumba Diangkut Sriwijaya Air, Menteri Siti: Ada Standarnya)
Menurut Siti, yang terpenting dalam masalah ini adalah aturan yang mesti terpenuhi. Hak-hak kesejahteraan hewan harus menjadi pertimbangan utama.
"Yang penting aturannya ada, tapi soal apa-apa, nggak apa-apa, harus dilihat dulu, diperiksa itu kaitan dengan kesejahteraan hewannya bagaimana. Kalau dia tak sesuai standar, berarti ada masalah. Kalau setelah dicek sesuai standar, ya nggak apa-apa," pungkasnya.
Corporate Secretary Sriwijaya Air Agus Sujono membenarkan bahwa maskapainya mengangkut lumba-lumba itu ke Balikpapan kemarin. Pihak Sriwijaya Air melalui Agus menegaskan pihaknya sebagai pengangkut memang bisa mengangkut hewan hidup. Sebelum hewan hidup itu diangkut, lanjut Agus, maskapai Sriwijaya selalu menanyakan untuk tujuan apa hewan itu diangkut.
"Kita angkut dan catatan-catatannya kami tanyakan untuk apa, kemarin untuk edukasi dan konservasi," jelas Agus.
(Baca juga: Viral Lumba-lumba Diangkut Pesawat, Ini Penjelasan Sriwijaya Air)
Untuk protes Melanie karena lumba-lumba itu "diangkut kering", Agus mengatakan, "Metode pengangkutan tentu sudah memenuhi standar requirement dari konservasi binatang."
detikcom mencoba meminta konfirmasi kepada Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari, namun Rika belum merespons panggilan telepon. detikcom melayangkan pesan singkat untuk mengkonfirmasinya, namun hingga berita ini diturunkan pukul 17.45 WIB, pihak Taman Impian Jaya Ancol belum memberikan respons karena masih dirapatkan dulu. (nwk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini