Sebut saja coto asal Makassar, Lapo masakan khas Batak, masakan Manado, Padang, bahkan warteg juga ada di sana. Para pedagang yang sudah berjualan sejak 1992 di sentra kuliner itu rencananya bakal digusur. Lantaran lokasi tersebut bakal dijadikan fasilitas pendukung untuk Asian Games 2018 nanti.
"Tanggal 22 November 2016 lalu kami dikirimi surat pemberitahuan penutupan lokasi Pujasera PPKGBK," ujar pemilik Rumah Makan Lapo Siagian, Paulus Siagian, saat ditemui detikcom di lokasi, Rabu (18/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Paulus (34) kemudian menjelaskan isi surat berkop Kementerian Sekretariat Negara RI Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno nomor 284/PPKGBK/Unit II/11/2016 itu memberitahukan jika sewa-menyewa lahan di Komplek Gelora Bung Karno tersebut tidak akan diperpanjang dan lokasi tersebut akan ditutup karena lahan tersebut akan dipakai untuk fasilitas penunjang kegiatan Asian Games.
Dalam surat tersebut juga memberitahukan agar lahan itu dikosongkan dan dikembalikan ke PPKGBK mulai tanggal 16 Desember 2016 pukul 00.00 WIB.
"Yang kami sayangkan mulai perpanjang kontrak 1 Juli 2016 kemudian surat itu baru dikasih tanggal 21 November 2016. Lalu 22 Novembernya kami dikirimi surat penutupan lokasi. Kalau seperti ini bagaimana kami siap, makanan kami ini, segmented," keluh dia.
Paulus bersama pedagang lainnya kemudian mencoba menanyakan nasib mereka ke pihak pengelola Kepala Unit II PPKGBK Zainur Arifin. Lewat Arifin para pedagang menyampaikan untuk bisa bertemu dengan direktur utama PPKGBK Winarto dengan harapan mendapat perpanjangan waktu.
"Akhirnya kami dipertemukan dengan Pak Win itupun kami diselipkan di sela acara peresmian. Saat itu Pak Win mengatakan dengan berat hati tidak bisa melanjutkan (sewa-menyewa) akan bangun fasilitas penunjang Asian Games," kenang dia.
Saat bertemu dengan Winarto, Paulus sempat minta perpanjangan waktu hingga Lebaran atau sekitar Juni 2017. Namun hal itu tidak disetujui, Saat itu dia merasa dijanjikan untuk diajak mediasi.
"Kita akan ikut sampai Lebaran 2017 karena di saat itulah kita dapat uang. Dia akhirnya marah dan mengatakan kita enggak mendukung program negara. Kita sempat ajak untuk minta waktu bertemu diskusi enak kapan, sampai ditunggu-tunggu enggak pernah ditemui," keluhnya.
Paulus menjelaskan para pedagang kemudian mengirim surat ke manajemen GBK pada 25 November dan 30 November 2016 untuk meminta perpanjangan waktu, namun kedua surat itu tak pernah dibalas. Pada 11 Desember dia mengirimkan surat lagi dan mendapatkan balasan batas waktu pengosongan lahan pujasera mulai 16 Desember 2016 hingga 15 Januari 2017.
![]() |
Paulus mengaku mendapat SMS dari Arifin tentang pemberitahuan pengiriman bahan material. SMS itu dikirimkan pada Rabu (11/1) dan sontak mengagetkan para pedagang yang menolak pengiriman bahan material itu.
"Selamat siang Bapak dan Ibu, menginformasikan bahwa besok Gelora Bung Karno akan mulai mengirimkan material untuk pemagaran lahan pujasera, demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih. Arifin" demikian bunyi SMS tersebut.
Membaca SMS itu para pedagang kemudian menggelar aksi protes. Mereka kemudian menggelar meja dan panci di depan lokasi menuju warung mereka.
"Kami keluarkan meja berderet-deret sebagai bentuk perlawanan pedagang," ujar dia.
Para pedagang meminta mengulur waktu hingga akhir Maret 22017. Para pedagang beralasan mereka masih mencoba mencari tempat.
"Namun diberitahukan 28 Februari mohon maaf tidak bisa lagi diubah. Surat tersebut sudah ditandatangani oleh 17 orang, ada yang malah anak buahnya saking panik dan pasrah tapi masih ada lima orang yang tidak tanda tangan," kata dia.
Paulus yang menjadi perwakilan para pedagang itu mengatakan teman-temannya sudah pasrah. Mereka kini mulai menimbang lokasi lain untuk membuka lapaknya bahkan beberapa diantaranya memilih menutup lapaknya.
"Kita enggak masalah cuma pemberitahuannya itu lho, kita jualan bukan makanan halal, segmented. Saya pernah coba di daerah Plaza Senayan memang mahal tapi yang punya tempat yang nolak, kami harus kemana sementara yang lain sudah ada yang pasrah menutup usahanya," keluh dia.
Para pedagang pun, kata Paulus, masih berharap untuk bisa diajak duduk bersama. Dia berharap para pedagang diajak bisa dibina Dan diajak mengisi sentra kuliner Nusantara penunjang Asian Games.
"Harapan sih ada kenapa kita engak dibina. Di Gelora ini ada enggak program untuk rumah makan, kenapa kita gak dibina, kuliner daerah khusus mau bapak tata kita akan ikuti kok," katanya.
Di rumah mana, terpasang tulisan pemberitahuan pindah lokasi. Para pengelola rumah makan juga menyertakan nomor handphone untuk memudahkan komunikasi para pelanggan. (ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini