Cerita Satiri Selamatkan 7 Sumur Keramat Bengkel Jiwa di Depok

Cerita Satiri Selamatkan 7 Sumur Keramat Bengkel Jiwa di Depok

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 18 Jan 2017 17:02 WIB
Foto: Sumur keramat di Depok (Audrey-detikcom)
Jakarta - Keberadaan Sumur 7 keramat di Beji, Depok, Jawa Barat, terancam punah jika tak ada seorang pria paruh baya bernama M Satiri (48). Ia adalah sosok yang meyakini pentingnya melestarikan peninggalan leluhur setempat yaitu Mbah Raden Ujud Beji.

"Kenali diri kita dulu, baru kita kenali diri orang lain. Tengoklah makam orang tua kita dulu, sebelum menengok makam orang lain. Kenalilah leluhur kita dulu sebelum kita mengenali leluhur orang lain," ucap Satiri kepada detikcom di Sumur 7 Ke-1, Jalan Kopo, Beji, Depok, Rabu (18/1/2017).

Ia mengaku sebelum dirinya terpanggil untuk memelihara Sumur 7, kondisi tempat penampungan mata air tersebut memprihatinkan. Kotor, penuh sampah dan tidak dipedulikan warga setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini orang Beji, orang Depok pada mau ke makam-makam Wali Songo. Di sini saja ada makam penyebar agama Islam di Depok, mereka nggak tahu," kata Satiri.

Ketua RT 001/RW 012 ini bercerita dahulu kala Beji merupakan pusat penyebaran agama Islam. Oleh karena itu, masyarakat asli terkadang menyebut Beji singkatan dari dua kata, bengkel jiwa.

"Di sini dulu pusat penggemblengan orang-orang yang gelisah, resah dan memerlukan kedamaian. Mereka berkumpul di Padepokan Mbah Raden Ujud Beji," ujar Satiri.

Mbah Raden Ujud Beji, diyakini Satiri dan warga setempat sebagai seorang auliya (Wali Allah) asal Cirebon yang menyebarkan agama Islam di kota belimbing. Ketakwaannya membuat Allah memunculkan tujuh mata air, saat ia bertirakat meminta air untuk mengairi sawah warga dahulu kala.

Tujuh mata air dibendung dalam kolam-sumur itu kini nampak terawat di bawah pemeliharaan Satiri. Sebagai generasi ke-3 Engkong Si'in yang merupakan sesepuh Beji, Satiri tak rela peninggalan sejarah Mbah Raden Ujud Beji punah.

"Kebetulan salah satu sumurnya, Sumur 7 pertamanya (mata airnya) keluar di tanah punya saya. Tanah engkong saya dan saya diamanah untuk jaga ini. Kalau tidak dijadikan cagar budaya (sumur-sumur) akan hilang karena pesatnya pembangunan," jelas dia.

Berawal dari menjaga kondisi Sumur 7 pertama inilah, akhirnya Satiri tergerak untuk memelihara enam sumur lainnya yang notabene menjadi tanggung jawab bersama warga Beji. Meskipun Sumur 7 yang pertama, kedua, ketiga dan keempat berjarak satu sampai dua kilometer, Satiri mengajak warganya untuk membersihkan situs bersejarah itu tiap waktu senggang.

"Kalau sumur yang di tanah saya ini nggak perlu dibersihin karena airnya ngalir deras, ngalir terus. Jadi kalau penuh, ngeluap sendiri ke saluran air. Kalau yang lainnya harus dibersihin karena mata airnya sudah sedikit keluarin airnya," ungkap bapak tiga anak ini.

"Sekarang (enam sumur lainnya) memang belum dibersihin lagi karena butuh tenaga banyak untuk nguras dan remaja-remaja yang biasanya bantuin, lagi sibuk. Tapi sudah dimusyawarahkan kapan waktu untuk bersihin sumur lainnya," sambung Satiri.

Cerita turun temurun warga Beji, lanjut dia, mengungkap air di Sumur 7 dahulunya tak hanya digunakan untuk irigasi, tetapi juga untuk mandi dan berwudhu. Kini hanya empat sumur kerap disambangi para peziarah atau pendatang.

"Sumur pertama, sumur kelima, keenam dan ketujuh. Kalau sumur pertama karena dipercaya sebagai yang pertama mengeluarkan mata air di Beji. Sumur kelima, keenam dan ketujuh itu lebih dikenal karena berada di dalam komplek masjid Nurussalam," jelas dia.

Cerita Satiri Selamatkan 7 Sumur Keramat Bengkel Jiwa di DepokFoto: Sumur keramat di Depok (Audrey-detikcom)


Pengamatan selama berkeliling, tujuh sumur keramat tersebut berada di tengah permukiman warga. Dan memang, sumur yang airnya paling jernih hanya yang pertama. Satiri mengaku setiap enam bulan sekali, petugas dari Pemerintah Kota Depok menguji kadar kejernihan dan mineral air sumur pertama.

"Saya pernah tanya kenapa hanya sumur pertama yang dicek? Jawaban mereka karena di sumur satu saja, yang terbukti ada sumber mata air. Di sumur lain mata air sedikit," imbuh dia. (rvk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads