"hai @SriwijayaAir ini pekerjaan andakah??? Ngangkut lumba2 untuk Sirkus ??" demikian cuit akun twitter @melaniesubono pada Rabu (18/1/2016).
hai @SriwijayaAir ini pekerjaan andakah??? Ngangkut lumba2 untuk Sirkus ?? pic.twitter.com/Sfdf0WW7Ik
β melanie subono (@melaniesubono) January 18, 2017
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom melakukan konfirmasi pada maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Corporate Secretary Sriwijaya Air Agus Sujono membenarkan bahwa maskapainya yang mengangkut lumba-lumba itu ke Balikpapan kemarin.
"Itu dari Taman Impian Jaya Ancol, kemarin (penerbangannya) ke Balikpapan," jelas Agus saat dikonfirmasi Rabu (18/1/2017).
Agus menegaskan pihaknya sebagai pengangkut memang bisa mengangkut hewan hidup. Sebelum diangkut, maskapai Sriwijaya, lanjut Agus, selalu menanyakan untuk tujuan apa hewan itu diangkut.
"Kita angkut dan catatan-catatannya kami tanyakan untuk apa, kemarin untuk edukasi dan konservasi," jelas Agus.
Untuk protes Melanie karena lumba-lumba itu "diangkut kering", Agus mengatakan, "Metode pengangkutan tentu sudah memenuhi standar requirement dari konservasi binatang".
Saksikan video 20detik di sini:
Mengenai seruan Melanie untuk tidak lagi menggunakan Sriwijaya Air karena mengangkut lumba-lumba, Agus menjelaskan di sini perlu dipahami posisi Sriwijaya Air sebagai pihak pengangkut.
"Melani atau siapapun itu belum paham posisinya (Sriwijaya Air). Kalau sudah tahu posisinya saya yakin nggaklah. Kami pengangkut saja, seandainya binatang yang perlu bantuan perlu diangkut untuk dilakukan pengobatan, apa kami harus menolak?" katanya.
Agus menambahkan sebaiknya Melanie mengkonfirmasi dulu pengirim lumba-lumba itu dan penerimanya.
detikcom mencoba konfirmasi ke Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari, namun Rika belum mengangkat telepon. detikcom melayangkan pesan singkat untuk mengkonfirmasinya, namun hingga berita ini diturunkan pukul 13.40 WIB, pihak Taman Impian Jaya Ancol belum memberikan respons. (nwk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini