Adalah Academisch Medisch Centrum (AMC), sebuah rumah sakit akademik terkemuka di Belanda di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universiteit van Amsterdam yang memulai penelitian ini di Negeri Kincir Angin.
Ini bukan penelitian mistik atau klenik, melainkan penelitian ilmiah biologi forensik. Mayat-mayat, yang sebelumnya telah didonasikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, dikuburkan tanpa peti dengan kedalaman maksimal satu meter, dilengkapi dengan alat ukur untuk mengikuti dengan cermat proses penguraian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengetahuan ini sangat penting untuk dapat memastikan berapa lama seseorang telah meninggal dunia dan dalam kondisi seperti apa.
Seringkali polisi menemukan mayat korban pembunuhan yang dikubur pelaku di suatu tempat. Informasi tersebut dapat membantu polisi dalam upaya memecahkan kasus-kasus pembunuhan.
"Kami ingin medio tahun ini sudah bisa memulai penelitian dan memakamkan mayat (obyek penelitian) yang pertama," ujar Guru Besar Anatomi AMC Prof. Dr. Roelof Jan Oostra kepada media regional NH dikutip detikcom Selasa petang atau Rabu (18/1/2017) WIB.
Lokasi kuburan ilmiah untuk penelitian dengan kapasitas puluhan mayat itu berada di salah satu sudut halaman rumah sakit akademik AMC, Amsterdam. Agar tidak menarik pengunjung, di sekelilingnya dipasang pagar setinggi 3 meter.
Penelitian serupa sebelumnya juga sudah pernah dilakukan di Amerika dan Australia, namun karena perbedaan iklim hasilnya tidak bisa dipakai di Belanda.
Untuk proyek penelitian ini para peneliti AMC dan Universitas Amsterdam bekerjasama dengan Universitas Maastricht, Lembaga Forensik Belanda dan Tim Reserse Khusus Kepolisian Nasional Belanda. (es/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini