Djarot akan Buat Festival Kuliner untuk Percantik Pasar Jakarta

Djarot akan Buat Festival Kuliner untuk Percantik Pasar Jakarta

Kartika S Tarigan - detikNews
Rabu, 18 Jan 2017 00:32 WIB
Foto: Rachman Haryanto/detikcom
Jakarta - Cawagub DKI Djarot Saiful Hidayat menyampaikan gagasan untuk menggelar festival kuliner di Jakarta. Hal itu dia maksudkan untuk mempercantik wajah pasar-pasar di Ibu Kota.

"Banyak hal yang digunakan untuk merevitalisasi pasar agar tambah ramai. Itu tugas kita. Seperti memanfaatkan banyak event, seperti festival kuliner. Kira-kira seperti itu, maka jadi ramai," kata Djarot saat blusukan di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).

Djarot mengatakan akan lebih tegas untuk menggalakkan kegiatan jual-beli di pasar tradisional. Sehingga pasar nantinya tidak akan mati dan tergerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga harus tegas. Mereka yang punya kios harus buka. Kalau tidak, kita ambil alih, sehingga bisa kita alihkan kepada yang lain," tuturnya.

Menurut Djarot, penataan yang rapi juga dibutuhkan untuk membuat pasar lebih nyaman. Dia mengatakan perlu dilakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar.

"Kemudian penataan. Di mana tempat basah, di lantai atas untuk tempat apa. Tadi di bawah tempat basah, ada pakaian, di atas kuliner dan servis pompa air," kata Djarot.


Djarot Sebut Relokasi yang Dilakukan Pemprov DKI Selalu Mendapat Dukungan



Sementara itu, terkait dengan isu penggusuran dan relokasi yang dilakukan oleh Pemprov DKI di bawah pimpinan Ahok-Djarot, menurutnya, selama ini selalu mendapat dukungan.

Dukungan itu dia dapatkan dari ibu-ibu yang tergabung dalam Perempuan Peduli Kota Jakarta. Dukungan itu disampaikan saat ibu-ibu itu mengadakan pertemuan bersama Djarot di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Selasa (17/1).

"Ini kan ibu-ibu yang tergabung dalam Perempuan Peduli Kota Jakarta memberikan masukan untuk pemenangan Badja, hanya berharap untuk itu," kata Djarot seusai pertemuan.

"Termasuk mereka mendukung program relokasi demi anak dan ibu-ibu. Salah satu yang diapresiasi adalah pembangunan RPTRA," sambungnya.

Menurut Djarot, ibu-ibu itu pun telah berkomitmen untuk membantu melancarkan jalannya Pilgub DKI pada Februari 2017. Salah satunya membantu edukasi yang bertujuan menekan angka golput masyarakat Jakarta.

"Ini mereka sudah bersepakat untuk selalu bergerak terutama untuk menjangkau warga masyarakat untuk menggunakan hak pilih. Jangan golput. Gunakan hak pilih. Sayang. Kemenangan Basuki-Djarot itu kemenangan kita semua," tutur Djarot.

Dia pun menyampaikan harapannya kepada ibu-ibu itu agar lebih memberi penguatan kepada masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya kelak. Masyarakat, kata Djarot, harus berani menentukan pilihan dan melawan anggapan-anggapan yang tersebar dewasa ini.

"Karena sering kali kalau kita ke lapangan banyak ujaran seperti itu," tutur Djarot.


Minimalisir Kecurangan, Djarot: Kalau Tim Kampanye Kami Melanggar, Laporkan!


Sementara itu, bicara soal potensi kecurangan dalam Pilkada DKI ini, Djarot menjamin akan mengambil tindakan jika hal itu dilakukan oleh timsesnya.

"Kami selalu patuh, kalau ada pelanggaran yang dilakukan tim kampanye kami, laporkan pada kami. Akan kami tindak," kata Djarot di Menteng Atas, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).

Menurut Djarot, peran penegak hukum dan pemerintah juga diperlukan untuk menekan angka kecurangan selama masa kampanye. Dia berharap pihak terkait semakin tegas dalam menghadapi hal itu.

"Bawaslu dan aparat kepolisian harus tegas, kalau untuk meminimalisir itu harus tegas. Ketika kami dihadang di Bendungan Hilir itu satu orang jadi tersangka, sekarang dia DPO, belum ketangkap," ujar Djarot.

Djarot mengatakan upaya mencegah kecurangan kampanye seharusnya dilakukan oleh tim kampanye masing-masing pasangan calon. Dia pun menyayangkan sejumlah penghadangan yang sempat dialaminya selama berkampanye.

"Masih terjadi beberapa penghadangan atau pembubaran menurut saya. Yang di Tambora kemarin, saat saya ada di situ nggak ada masalah. Begitu saya pindah tempat lain katanya di situ diserbu oleh sekelompok ormas tertentu. Ini menurut saya sistem demokrasi yang menurut saya tidak sesuai," tutur Djarot.

Dia mengaku tidak mengetahui kelanjutan dari penghadangan yang sempat dialaminya beberapa waktu lalu itu.

"Harusnya dilaporin, tapi saya nggak tau, nggak ngurusin itu. Harusnya sudah dilaporkan," ujarnya.


(kst/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads