.webp)
Akhir pekan lalu, delegasi Sumbar berangkat ke Kediri. Mereka dilepas secara adat. Diharapkan pemindahan akan dilakukan Februari mendatang.
Rencana ini direspons Pemerintah Kabupatan Kediri. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Sugeng Waluyo, saat ditemui di kantornya, Jl Mayor Bismo, Selasa (17/1/2017), mengatakan, "Hingga saat ini belum ada izin dari Kemensos terkait rencana pemindahan tersebut."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: Andhika Dwi/detikcom |
Pemkab Kediri melalui Dinas Sosial mengharap ada bukti yang mendukung bahwa jenazah yang dimakamkan di kaki Gunung Wilis tersebut benar merupakan Tan Malaka. Sebab, meski sekitar tahun 2009 silam, makam pernah dibongkar dan diambil sampel organnya, hasil uji DNA (deoxyribonucleic acid) hingga kini belum pernah dirilis.
"Kami mohon kementerian sosial untuk melakukan kajian ilmiah, seperti DNA sebelum melakukan hal lainnya," jelas Sugeng.
 Foto: Andhika Dwi/detikcom |
Hal senada diutarakan anggota DPRD Kabupaten Kediri, Dodi Purwanto. Dodi meminta Pemkab memastikan status pihak yang mengaku keluarganya. Kalaupun memang benar jasad tersebut adalah Tan Malaka.
"Ya kita rawat dengan baik dan pemerintah tentunya menghormati keberadaan makam tersebut untuk dipindahkan ke makam pahlawan. Banyak pahlawan yang wafatnya tidak di tempat kelahirannya namun di medan juang," kata Dodi.
Keberadaan makam Tan Malaka atau Ibrahim Datuk Tan Malaka diketahui berdasarkan penelitian sejarawan Belanda Harry A Poeze. Menurut dia, Tan Malaka tewas ditembak tentara Indonesia dan dimakamkan di TPU Selopanggung, Kediri. Setelah sekian tahun di TPU tersebut, makam akan dipindahkan ke kampung halaman di Nagari Pandam Gadang Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota-Sumbar. (bdh/try)
