"Makanya, tim kita suruh ke Jepang besok Kamis (19/1)," ucap pria yang akrab disapa Soni ini di lokasi proyek Jakarta International Equestrian Park Pulomas, Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (17/1/2017) sore.
Soni menjelaskan tim yang akan berangkat ke Jepang terdiri atas Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi DKI Jakarta Prof Sutanto, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan orang yang berkompeten soal MRT. Mereka akan membicarakan masalah desain kepala kereta MRT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan catatan, tidak boleh mengulur waktu dari target percepatan, yaitu Maret 2018. Kedua, kalau ada cost tambahan yang besar, tapi seminimum mungkin," imbuhnya.
Dia mengupayakan penggantian desain kepala kereta MRT itu sebelum ada pertanyaan dari Presiden. "Kalau dilaporkan ke Pak Presiden, 'Lo kok beda dengan kemarin launching?' Kan repot. Mumpung belum jadi," papar Soni.
Soni menjelaskan, dalam kontrak antara PT MRT dan Nippon Sharyo and Sumitomo itu terdapat klausul yang mengatur sengketa. Namun dia tetap menginginkan proyek ini tidak mengalami kemunduran waktu.
"Dalam hal ada sengketa atau kurang sependapat, dapat dibicarakan dengan konsekuensi yang disepakati, bisa saja tambahan biaya, mundur berapa hari. Yang penting untuk operasional Maret 2019 itu tidak mundur," tandasnya.
(dnu/dnu)