"Kan sudah negatif, kita sudah tahu memang itu negatif. Tapi kan ada cek preliminary, semestinya itu (cek preliminary) tidak boleh diumumkan dulu. Cek komprehensif baru diumumkan," demikian jawab Susi saat ditanya perihal pilot Susi Air yang sempat terindikasi positif narkoba.
(Baca juga: BNN: 2 Pilot Susi Air Negatif Narkoba)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak boleh harusnya diberitakan bombastis begitu karena belum verifikasi cek di BNN pusat. Itu kan damage our image, kami dirugikan," imbuh dia.
Saat ditanya seleksi pilot di maskapai yang didirikannya, Susi menegaskan bahwa seleksi pilot di maskapainya sangat ketat. Pilot Susi Air yang sempat terindikasi positif morfin, dikatakan Susi, adalah kesalahan pengetesan narkoba.
"Sangat ketat, tidak mungkin sampai seperti itu (positif narkoba). Hanya kesalahan pengetesan juga. Yang dites dua orang itu bukan pilot yang menerbangkan penumpang. Mereka ke Cilacap nganterin pesawat untuk ditukar. Seharusnya tidak dicek. Yang dicek harusnya yang menerbangkan penumpang. Tapi kita tahu mereka negatif dari awal," tegas Susi.
(Baca juga: 2 Pilot Susi Air Sempat Diduga Pakai Morfin, BNN: Dalam Pengobatan)
"Saya juga kecewa dengan media yang luar biasa memberitakan, sementara yang negatif tidak diberitakan besar-besaran, itu kami juga tidak terima," tandasnya.
BNN menyatakan dua pilot Susi Air negatif narkoba setelah melalui pemeriksaan lanjutan. Indikasi positif morfin lantaran kedua pilot itu mengkonsumsi obat karena penyakitnya.
"Setelah pemeriksaan lisan, ternyata seseorang inisial DA mengkonsumsi obat antivirus dan mengkonsumsi penahan rasa sakit karena yang bersangkutan menderita penyakit. Sedangkan BA juga konsumsi suplemen dengan dimakan dan suntik oleh karena yang bersangkutan menderita penyakit pencernaan, karena baru dioperasi. Itu jadi hasil pemeriksaan kami," ungkap Deputi Pemberantasan Narkoba Irjen Arman Depari.
Arman menjelaskan saat dilakukan tes urine oleh petugas BNN Kabupaten Cilacap pada Rabu (11/1) lalu, kedua pilot tersebut tidak mengatakan jujur tengah mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
"Ini tes lapangan. Rapid test itu ada indikasi, ini kita lakukan tes pendalaman, confirmation test. Saat ditanya konsumsi obat, mereka menjawab tidak. Pada umumnya kalau tes urine, kita selalu tanya itu," ujarnya. (nwk/try)