"Di wilayah rumah saya di RW 01 kan ada pembangunan RPTRA, Pak, tapi karena adanya pembangunan itu malah bikin banjir Pak," kata warga bernama Ciptaningsih di Gorga Mangampu Tua 2, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (16/1/2017).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya habis ini langsung mau cek RPTRA-nya. Ini kesalahan ada di kontraktornya. Mungkin ada saluran yang dipotong," ujar Ahok di lokasi yang sama.
Seusai bedah buku, Ahok pun langsung meninjau RPTRA dan mengecek lingkungan yang banjir tersebut. Warga sekitar pun mengeluhkan banjir yang terjadi tiap kali hujan karena adanya RPTRA Pondok Bambu. Padahal, sebelum ada pembangunan RPTRA, wilayah tersebut tidak pernah terendam banjir.
"Di sini kena banjir?" tanya Ahok kepada warga.
"Banjir Pak sekarang gara-gara RPTRA. Terakhir sampai masuk ke dalam rumah Pak," jawab warga kepada Ahok.
Ahok menjelaskan bahwa dirinya datang memang karena ingin mengecek banjir yang terjadi karena pembangunan RPTRA. Dia berjanji akan mengatasi banjir karena pembangunan RPTRA tersebut.
"Ini mungkin karena ada saluran yang dipotong. Nanti saya akan coba bereskan," ujar Ahok.
Warga lain mengeluhkan banyaknya sampah di lingkungan mereka. Mereka mengeluh karena sering kali tidak ada petugas kebersihan di wilayah tersebut. Ahok menjelaskan bahwa dalam Perda diatur bahwa urusan kebersihan di lingkungan adalah tugas RT/RW setempat. Ahok sendiri sudah mengatur bahwa bila RT/RW tidak becus mengurus sampah, Pemprov DKI-lah yang akan mengambil alih.
"Sekarang gini, Perda kita sudah atur, buang sampah di TPS baru kita urus. Perumahan Pondok Indah mau saya ambil alih. Kami kan UMP. Kalo UMP pada protes nanti. Kalo perumahan mewah nggak bisa bayar kebersihan, saya ambil alih. Syaratnya, bayar kebersihan ke Pemda. Tapi mau nggak RT/RW-nya," ujar Ahok.
"Kebersihan ini kan dikembalikan ke masyarakat. Ini makanya ada PPSU," tutupnya. (bis/erd)