Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani beralasan selama ini, jika hanya penambahan satu pimpinan, jumlah pimpinan menjadi genap. Hal itu disebutnya menyalahi fatsun dalam pimpinan kelembagaan yang selalu ganjil.
"Tadinya satu tidak ada masalah. Tapi kalau satu kan programnya kalau satu (menjadi) genap agak menyalahi fatsun dalam pimpinan kelembagaan negara kita selalu ganjil," ujar Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kita berpikir dua, kalau DPR sepertinya bisa diisi PDIP dan PKB. Kalau di MPR, PDIP dan kami minta agar kursinya Gerindra," jelas dia.
Sementara itu, Muzani menampik bahwa dia dicalonkan menjadi pimpinan MPR. Dia menjelaskan soal siapa yang dicalonkan menjadi wewenang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Siapa Gerindra, nama itu semua tergantung Pak Prabowo, yang bertanggung jawab. Tapi nama saya belum pernah diajukan. Saya ini Ketua Fraksi," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, PDIP menginginkan kursi pimpinan DPR dan MPR karena, sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak di pemilu, mereka tidak duduk sebagai pimpinan. Sementara itu, DPD, yang sudah punya 1 kursi di pimpinan MPR, kemudian meminta tambahan 1 kursi lagi dengan alasan untuk penguatan.
(ams/imk)











































