Taruna ATKP Makassar Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Keluarga Curiga

Taruna ATKP Makassar Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Keluarga Curiga

Adhar Muttaqin, M Nur Abdurrahman - detikNews
Senin, 16 Jan 2017 12:51 WIB
Foto: Adhar Muttaqin/detikcom
Trenggalek - Ari Pratama, taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, dipulangkan dalam kondisi sudah meninggal. Pemuda asal Trenggalek, Jawa Timur, ini dilaporkan tenggelam di kolam renang. Keluarga curiga.

Orang tua Ari Pratama, Gunawan, menceritakan jenazah anaknya tiba di rumah pada 20 November 2016. Dia kaget karena ada luka lebam di bagian perut anaknya.

"Saya tanya ke pihak pengantar (ATKP), mungkinkah kondisi seperti ini mati karena tenggelam? Hanya dijawab tidak tahu karena hanya menerima laporan," kata Gunawan di rumahnya, Dusun Tompee, Desa Tegaren, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Gunawan, salah seorang rekan anaknya sempat berkomentar. Luka lebam tersebut diakibatkan suntikan formalin. Sebab, sebelum diterbangkan ke Trenggalek, jasad korban diawetkan dengan menggunakan formalin.

Pihak ATKP, oleh Gunawan, dinilai tidak memberikan informasi yang jelas. Sebab, saat mengirimkan jenazah ke rumah duka, pihak sekolah korban hanya menyerahkan dokumen berupa surat kematian dari klinik dan surat keterangan kronologis singkat meninggalnya korban yang dikeluarkan Brigade Infanteri Para Raider 3, Maros.

"Tidak ada rekam medis atau hasil visum, surat dari pihak kepolisian juga tidak ada. Yang membuat kami kecewa lagi adalah saat korban masih dimandikan, pihak ATKP sudah keluar dari rumah almarhum dengan alasan tiket pesawat," ujarnya.

Taruna ATKP Makassar Tewas Tenggelam di Kolam Renang, Keluarga CurigaFoto: Adhar Muttaqin/detikcom

Dalam surat Brigade Infanteri Para Raider 3, Maros, Ari Pratama meninggal dunia dalam kondisi tenggelam di kolam renang Tirta Yudha Kariango sekitar pukul 17.00 WIT. Dijelaskan, sekitar pukul 16.00 WIT, 10 taruna ATKP Makasar, termasuk korban, berencana berenang. Korban menyampaikan kepada rekannya dalam kondisi tidak enak badan dan memilih duduk di honai bersama salah satu rekannya, Fendi. Sedangkan delapan temannya berenang.

Pada pukul 17.00 WIT, penjaga kolam, Praka Masdi, mendengar teriakan pengunjung ada orang di dasar kolam renang sedalam 4 meter. Petugas langsung mengevakuasi korban, memberikan napas buatan, dan mengeluarkan air dari dalam perut korban.

Selanjutnya korban dibawa ke KSA Brigif Para Rider 3/TBS dengan menggunakan ambulans. Sesampai di klinik, taruna semester III tersebut ditangani oleh dokter Greafiek Fogor Fiten dan akhirnya korban meninggal dunia pada pukul 17.20 WIT.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur ATKP I Wayan Juliarta mengaku sudah mendengar kejadian tersebut.

"Kasus itu terjadi di luar kampus pada November saat (korban) menginap bersama teman-temannya. Kami sudah melakukan langkah sesuai SOP (standard operating procedure), menghubungi keluarga, dan mengurus pemulangan jenazah ke kampung halaman," kata I Wayan Juliarta saat dihubungi detikcom hari ini, Senin (16/1/2017). (fat/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads