Tentang Alexis yang Kembali Jadi Bahan Perbincangan

Tentang Alexis yang Kembali Jadi Bahan Perbincangan

Herianto Batubara - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2017 16:34 WIB
Foto: Hotel Alexis (Istimewa)
Jakarta - Alexis Hotel pernah jadi perbincangan tahun lalu saat jadi 'bahan pembanding' lokalisasi Kalijodo yang dibongkar oleh Pemprov DKI Jakarta. Nama Alexis kini kembali ramai diperbincangkan gara-gara disinggung dalam debat perdana Pilkada DKI.

Anies Baswedan di acara debat calon Gubernur DKI Jakarta semalam mengangkat isu panas 'menyentil' Basuki Tjahaja Purnama. Dia menyebut, soal penggusuran, Ahok bisa tegas. Namun soal Alexis, Ahok lemah. Gara-gara itu, hari ini netizen pun ramai membahas soal Alexis di media sosial (medsos).

Alexis sejatinya adalah sebuah hotel di Jalan RE Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Bangunannya mencolok di bagian atas dengan kelir warna kuning dan oranye. Di bagian depan hotel terlihat asri dengan taman kecil yang ditumbuhi aneka bunga dan pohon palem.

Tentang Alexis yang Kembali Jadi Bahan PerbincanganFoto: Hotel Alexis (Istimewa)

Nama Alexis pernah jadi perbincangan hangat awal 2016 saat Ahok berniat melakukan penertiban kawasan Kalijodo, yang secara administratif masuk wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Kawasan ini sudah lama dikenal sebagai tempat hiburan malam. Saat itu Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Haji Lulung) mengkritik Ahok soal penertiban Kalijodo dan menyinggung soal Alexis.

"Alexis izinnya apa, griya sehat. Ada pelacur di sana. Mau nggak Ahok tertibkan di sana," kata Lulung kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Jumat (12/2/2016). Nama Alexis ini pun ramai dibahas media saat itu.

Ketika dikonfirmasi detikcom saat itu, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) DKI Catur Liswanto membantah ada pelacuran di Alexis. Dia bukan tanpa alasan dia menyatakan hal itu. Pihaknya telah melakukan pemantauan dan tidak menemukan adanya praktik prostitusi di sana.

Tentang Alexis yang Kembali Jadi Bahan PerbincanganFoto: Hotel Alexis (Istimewa)

"Alexis menjadi tempat hiburan, bukan tempat prostitusi. Selama pemantauan kami, tidak ada bukti-bukti seperti itu (jadi tempat prostitusi). Maka kami tidak berani menindak. Kita kan harus berdasarkan bukti," kata Catur saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (12/2/2016).

Beberapa hari setelah pernyataan Catur itu keluar, Ahok yang diwawancarai wartawan mengaku telah memarahi anak buahnya itu karena mengatakan tidak ada prostitusi di Alexis. "Saya marahi Kadisparbud, ngomong apa Alexis nggak ada pelacuran? Bilang saja ada. Saya cek ya Pak, begitu turun, waduh Pak, semua jenis ada, Pak," kata Ahok dalam sambutan kepada mahasiswa Departemen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia perihal Pembangunan Sosial di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (16/2/2016).

"Di Alexis itu lantai tujuhnya surga dunia, lo. Di Alexis itu bukan surga di telapak kaki ibu lo, tapi di lantai tujuh," kata Ahok. Dia menyebut semua jenis pekerja seks komersial (PSK) dari berbagai negara ada di tempat itu. Namun, tempat itu tidak bisa ditutup karena tidak ada bukti.

"Nggak ada bukti (ada pelacuran di Alexis-red). Nggak tahu. Masak saya ketok satu per satu (kamarnya)?" kata Ahok.

Tentang Alexis yang Kembali Jadi Bahan PerbincanganFoto: Hotel Alexis (Google Map/Istimewa)

Dikonfirmasi kembali, Kadisparbud DKI Jakarta Catur Liswanto saat itu tidak lagi membantah soal adanya pelacuran di Alexis. Dia mengaku telah meninjau langsung ke sana.

"Saya tidak menyangkal adanya prostitusi di sana (Alexis). Seperti yang sudah diungkapkan Pak Ahok, faktanya ada hal itu terjadi. Kemungkinan adanya penyalahgunaan tempat spa menjadi prostitusi atau pijat plus-plus saya tidak menyangkal," kata Catur saat dihubungi detikcom lewat telepon, Selasa (16/2/2016).

Dijelaskan Catur, pengamatannya, di Alexis ada tempat karaoke, bar, spa, dan kamar hotel. Di sana dia juga melihat ada wanita lokal dan asing.

"Mereka duduk-duduk di tempat. Ya seperti tempat hiburan pada umumnyalah. Saya melihatnya seperti itu," ucapnya. Namun, menurutnya, saat meninjau lokasi, dia tidak melihat adanya praktik prostitusi itu secara langsung.

"Apakah ada pelacuran dalam konteks penyalahgunaan, prostitusi, bisa saja terjadi di sana. Kemungkinan terjadi itu ada, tetapi itu terjadi di kamar," katanya. Menurutnya, sulit mengungkap adanya praktik prostitusi di tempat-tempat seperti spa, karaoke, atau hotel. Karena itu dia tengah membahas hal ini dengan jajarannya agar ada solusi.

"Kita mengalami kendala, kita tidak tahu apa yang terjadi, apakah ada prostitusi, karena terjadinya di kamar. Kami sedang bahas, cari masukan bagaimana melakukan pengawasan agar bisa efektif sehingga kita mendapatkan bukti yang nyata," ucapnya.

Pembahasan soal Alexis ini ramai di media sosial setelah disinggung di arena debat Pilgub DKI 2017, Hotel Bidakara, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (13/1/2017). Anies Baswedan menyebut Ahok lemah dalam menertibkan prostitusi.

"Untuk urusan penggusuran tegas, tapi untuk urusan prostitusi, Alexis, lemah!" kata Anies, yang mengenakan peci hitam. Bila terpilih sebagai gubernur, dia berjanji akan tegas melakukan penindakan.

"Kita akan tegas menghadapi mereka (prostitusi, Alexis)," kata Anies disambut riuh suara pendukungnya di arena debat. Ahok sendiri membalas sindiran Anies itu dengan santai.

"Ketika Anies bilang Alexis, kami sudah (tutup) Stadium dan Mille's," ujarnya.

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga sudah angkat bicara soal ini. Menurutnya, penutupan tempat hiburan harus sesuai prosedur yang berlaku.

"Lho pelanggarannya harus ada, penutupan itu ada prosedurnya. Kami sudah tutup Stadium, Mille's. Kami tutup karena terbukti melanggar, ada narkoba. Untuk itu, kami tutup kan nggak bisa ujuk-ujuk kami tutup. Jadi coba kami lihat nanti ada nggak pelanggarannya, ada nggak pengaduannya," kata Djarot seusai blusukan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (14/1/2017).

detikcom telah mencoba menghubungi Chief Operating Officer Alexis Armand Darmadji sore ini, namun dia belum merespons. detikcom masih terus berupaya mencari konfirmasi. (hri/hri)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.