Mahasiswi Universitas Esa Unggul Jurusan Teknik Industri ini ditemukan tewas dengan luka tusuk di bagian leher di tempat kosnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin, 9 Januari 2017, sekitar pukul 09.00 WIB. Beberapa barang yang dimiliki Arum dikabarkan hilang, seperti laptop, HP, dompet, dan kunci motor.
Kematian perempuan kelahiran 31 Juli 1994 ini masih jadi misteri. Polisi belum menemukan adanya barang bukti yang mengarah ke terduga pelaku atau potential suspect. Polisi juga belum memastikan motif peristiwa itu, apakah murni pembunuhan atau ada motif lain, seperti perampokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kisah kematian Arum:
Perlawanan Terakhir Arum
Foto: Arief Ikhsanuddin/detikcom
|
Perlawanan yang dilakukan Arum itu terlihat dari luka di telapak tangan sebelah kiri. "Satu luka terdapat di tangan sebelah kiri. Bukan luka dalam," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Selasa (10/1/2017).
Arum tewas dengan beberapa luka di tubuhnya. Luka yang paling fatal terdapat di leher korban. "Yang fatal (luka) leher. Dua tusuk di sebelah kiri. Lalu, untuk resminya, nanti nunggu hasil autopsi," ujarnya.
Polisi juga mengamankan baju Arum sebagai barang bukti. "Hanya baju korban. Yang dipakai saat kejadian," kata Andryanto.
Belum Mengarah ke Terduga Pelaku
Pemakaman Tri Arum (Cici/detikcom)
|
Ada 12 saksi yang telah diperiksa polisi. Namun, menurut Eko, polisi belum menemukan adanya barang bukti yang mengarah ke terduga pelaku atau potential suspect. Sejauh ini, polisi belum memastikan motif peristiwa itu, apakah murni pembunuhan atau ada motif lain, seperti perampokan.
"Belum ada yang mengarah ke potential suspect," kata Eko kepada detikcom, Selasa (10/1/2017).
"Belum sampai ke arah motif. Masih diselidiki," dia menambahkan.
Cari Benda Tajam yang Tusuk Arum
Tri Ari Yani Pupso Arum bersama keluarga dan kerabat (dok. Instagram/@arum_efendi)
|
"Kita masih belum tahu alat yang digunakan untuk menusuk korban. Kita sedang melakukan pencarian," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Rabu (11/1/2017).
Namun polisi sudah mengetahui penyebab kematian Tri Arum, yaitu dua tusukan di leher sebelah kiri, meskipun ada beberapa luka di tubuh korban.
"Yang paling fatal itu dua tusukan di leher," kata Andryanto.
Andryanto masih menunggu hasil autopsi. Meski begitu, hasil autopsi tidak menyebutkan jenis benda.
"Hasil autopsi hanya menyebut benda tajam, bentuknya seperti apa," kata Andryanto.
Cek CCTV
Tri Ari Yani Pupso Arum bersama keluarga dan kerabat (dok. Instagram/@arum_efendi)
|
"Malam ini kami akan periksa rekaman CCTV yang terpasang di salah satu rumah. Mudah-mudahan itu menjadi kuncinya," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto kepada wartawan di Polsek Kebon Jeruk, Jl Kebon Jeruk Raya, Jakarta, Kamis (12/1/2017).
Andri mengatakan pihaknya masih mendalami kasus dugaan pembunuhan Arum. Setelah polisi meminta keterangan kepada 12 saksi, polisi melakukan pengecekan. "Kita sedang mengecek fakta-fakta yang saksi berikan. Apakah benar seperti itu," ujarnya.
Menurut Andryanto, hasil keterangan para saksi dapat dijadikan kesimpulan apakah kasus ini pembunuhan atau perampokan. "Kalau pembunuhan, biasanya dilakukan oleh orang dekat," kata Andryanto.
Pria Bercodet dan Cekcok
Foto: Cici Marliana Rahayu/detikcom
|
Atas pengakuan Clivert, polisi langsung meresponsnya. Pria bercodet itu pun sudah dipanggil untuk dimintai keterangannya.
"Dia (pria bercodet) kenal dengan korban saat kegiatan posko banjir di Jakarta Timur," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Kamis (12/1/2017).
Andry mengatakan pria tersebut adalah seorang guru SD di Tanah Abang. Polisi memanggilnya sebagai saksi di Polsek Kebon Jeruk. Menurut polisi, pria tersebut memiliki alasan tidak berada di TKP saat kejadian. Saat itu dia sedang mengajar di sekolahnya.
"Setelah kita cek ke sekolahnya, ternyata memang dia benar ada di sana. Waktu kejadian diperkirakan pada hari Senin (9/1) sekitar pukul 06.00 WIB, sampai 09.00 WIB," kata Andryanto.
Andry menambahkan, pada tanggal 8 Januari sore, pria bercodet itu juga ada di Cirebon. Padahal, Clivert mengatakan, pada 8 Januari melihat pria bercodet itu di tempat kos Arum. "Dia ada di Cirebon pada saat itu (8 Januari)," ujar Andry.
Selain itu, Clivert mengaku pernah mendengar Arum cekcok dengan seorang perempuan.
"Saya hanya mendengar suara dengan nada tinggi dan rendah, ada dua suara perempuan," ujar Clivert kepada penyidik di Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017).
Clivert mengatakan, pagi itu sekitar pukul 07.15 WIB, ia bangun karena menerima panggilan telepon dari pacarnya. Kemudian dari balik kamarnya yang bersebelahan dengan kamar korban, samar-samar terdengar suara rintihan. "Saya tidak tahu siapa pelakunya, saya hanya mendengar suara saja," ungkap Clivert.
Ia melanjutkan, sekitar lima menit kemudian, datang seorang perempuan berkerudung. Setelah itu perempuan tersebut kembali keluar dari kamar korban sambil memegang telepon di telinganya. "Sepertinya dia (wanita berkerudung) mau nyari pertolongan," kata dia.
Tidak berselang lama setelah itu, datang Zainal Abidin, pacar korban. Zainal kemudian meminta pertolongan dirinya untuk mengangkat korban. "Saya yang mengangkat tubuh korban ke bawah, lalu dimasukkan ke dalam mobil, mungkin dibawa ke rumah sakit," tandas Clivert.
Halaman 2 dari 6