Menyingkap Kematian Mahasiswi Arum dan Jejak Penusuk Misterius

Menyingkap Kematian Mahasiswi Arum dan Jejak Penusuk Misterius

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Jumat, 13 Jan 2017 08:16 WIB
Menyingkap Kematian Mahasiswi Arum dan Jejak Penusuk Misterius
Tri Ari Yani Pupso Arum bersama keluarga dan kerabat (dok. Instagram/@arum_efendi)
Jakarta - Tabir gelap masih menyelimuti kematian Tri Ari Yani Puspo Arum. Jejak pelaku yang tega menusuk mahasiswi hingga meregang nyawa ini terus diburu polisi.

Mahasiswi Universitas Esa Unggul Jurusan Teknik Industri ini ditemukan tewas dengan luka tusuk di bagian leher di tempat kosnya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin, 9 Januari 2017, sekitar pukul 09.00 WIB. Beberapa barang yang dimiliki Arum dikabarkan hilang, seperti laptop, HP, dompet, dan kunci motor.

Kematian perempuan kelahiran 31 Juli 1994 ini masih jadi misteri. Polisi belum menemukan adanya barang bukti yang mengarah ke terduga pelaku atau potential suspect. Polisi juga belum memastikan motif peristiwa itu, apakah murni pembunuhan atau ada motif lain, seperti perampokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi masih mencari benda tajam yang digunakan pelaku untuk menusuk leher Arum. Selain itu, polisi akan mengecek rekaman CCTV dan telah meminta keterangan sejumlah saksi. "Doa kan saja secepatnya bisa terungkap," kata Kanit Reskrim AKP Andryanto Randotama.


Berikut kisah kematian Arum:

Perlawanan Terakhir Arum

Foto: Arief Ikhsanuddin/detikcom
Arum tewas dengan luka tusuk di leher. Polisi menyebut Arum sempat melakukan perlawanan.

Perlawanan yang dilakukan Arum itu terlihat dari luka di telapak tangan sebelah kiri. "Satu luka terdapat di tangan sebelah kiri. Bukan luka dalam," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Selasa (10/1/2017).

Arum tewas dengan beberapa luka di tubuhnya. Luka yang paling fatal terdapat di leher korban. "Yang fatal (luka) leher. Dua tusuk di sebelah kiri. Lalu, untuk resminya, nanti nunggu hasil autopsi," ujarnya.

Polisi juga mengamankan baju Arum sebagai barang bukti. "Hanya baju korban. Yang dipakai saat kejadian," kata Andryanto.

Belum Mengarah ke Terduga Pelaku

Pemakaman Tri Arum (Cici/detikcom)
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Eko Hadi Santoso sebelumnya mengatakan sejumlah saksi telah dimintai keterangan, mulai tetangga kos, teman dekat, teman kerja, dan teman kampus korban di Universitas Esa Unggul, serta keluarga korban.

Ada 12 saksi yang telah diperiksa polisi. Namun, menurut Eko, polisi belum menemukan adanya barang bukti yang mengarah ke terduga pelaku atau potential suspect. Sejauh ini, polisi belum memastikan motif peristiwa itu, apakah murni pembunuhan atau ada motif lain, seperti perampokan.

"Belum ada yang mengarah ke potential suspect," kata Eko kepada detikcom, Selasa (10/1/2017).

"Belum sampai ke arah motif. Masih diselidiki," dia menambahkan.

Cari Benda Tajam yang Tusuk Arum

Tri Ari Yani Pupso Arum bersama keluarga dan kerabat (dok. Instagram/@arum_efendi)
Polisi masih mencari alat untuk menusuk leher Tri Arum.

"Kita masih belum tahu alat yang digunakan untuk menusuk korban. Kita sedang melakukan pencarian," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Rabu (11/1/2017).

Namun polisi sudah mengetahui penyebab kematian Tri Arum, yaitu dua tusukan di leher sebelah kiri, meskipun ada beberapa luka di tubuh korban.

"Yang paling fatal itu dua tusukan di leher," kata Andryanto.

Andryanto masih menunggu hasil autopsi. Meski begitu, hasil autopsi tidak menyebutkan jenis benda.

"Hasil autopsi hanya menyebut benda tajam, bentuknya seperti apa," kata Andryanto.

Cek CCTV

Tri Ari Yani Pupso Arum bersama keluarga dan kerabat (dok. Instagram/@arum_efendi)
Polisi memeriksa CCTV di sekitar tempat kos Arum. CCTV tersebut berada di salah satu rumah di sebelah tempat kos Arum.

"Malam ini kami akan periksa rekaman CCTV yang terpasang di salah satu rumah. Mudah-mudahan itu menjadi kuncinya," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto kepada wartawan di Polsek Kebon Jeruk, Jl Kebon Jeruk Raya, Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Andri mengatakan pihaknya masih mendalami kasus dugaan pembunuhan Arum. Setelah polisi meminta keterangan kepada 12 saksi, polisi melakukan pengecekan. "Kita sedang mengecek fakta-fakta yang saksi berikan. Apakah benar seperti itu," ujarnya.

Menurut Andryanto, hasil keterangan para saksi dapat dijadikan kesimpulan apakah kasus ini pembunuhan atau perampokan. "Kalau pembunuhan, biasanya dilakukan oleh orang dekat," kata Andryanto.

Pria Bercodet dan Cekcok

Foto: Cici Marliana Rahayu/detikcom
WN Nigeria, Clivert, sekaligus tetangga kamar Arum, melihat orang mencurigakan sebelum pembunuhan terjadi. Pria yang dicurigai itu memiliki ciri berupa codet di sekitar mulut.

Atas pengakuan Clivert, polisi langsung meresponsnya. Pria bercodet itu pun sudah dipanggil untuk dimintai keterangannya.

"Dia (pria bercodet) kenal dengan korban saat kegiatan posko banjir di Jakarta Timur," kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk AKP Andryanto Randotama saat dihubungi detikcom, Kamis (12/1/2017).

Andry mengatakan pria tersebut adalah seorang guru SD di Tanah Abang. Polisi memanggilnya sebagai saksi di Polsek Kebon Jeruk. Menurut polisi, pria tersebut memiliki alasan tidak berada di TKP saat kejadian. Saat itu dia sedang mengajar di sekolahnya.

"Setelah kita cek ke sekolahnya, ternyata memang dia benar ada di sana. Waktu kejadian diperkirakan pada hari Senin (9/1) sekitar pukul 06.00 WIB, sampai 09.00 WIB," kata Andryanto.

Andry menambahkan, pada tanggal 8 Januari sore, pria bercodet itu juga ada di Cirebon. Padahal, Clivert mengatakan, pada 8 Januari melihat pria bercodet itu di tempat kos Arum. "Dia ada di Cirebon pada saat itu (8 Januari)," ujar Andry.

Selain itu, Clivert mengaku pernah mendengar Arum cekcok dengan seorang perempuan.

"Saya hanya mendengar suara dengan nada tinggi dan rendah, ada dua suara perempuan," ujar Clivert kepada penyidik di Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017).

Clivert mengatakan, pagi itu sekitar pukul 07.15 WIB, ia bangun karena menerima panggilan telepon dari pacarnya. Kemudian dari balik kamarnya yang bersebelahan dengan kamar korban, samar-samar terdengar suara rintihan. "Saya tidak tahu siapa pelakunya, saya hanya mendengar suara saja," ungkap Clivert.

Ia melanjutkan, sekitar lima menit kemudian, datang seorang perempuan berkerudung. Setelah itu perempuan tersebut kembali keluar dari kamar korban sambil memegang telepon di telinganya. "Sepertinya dia (wanita berkerudung) mau nyari pertolongan," kata dia.

Tidak berselang lama setelah itu, datang Zainal Abidin, pacar korban. Zainal kemudian meminta pertolongan dirinya untuk mengangkat korban. "Saya yang mengangkat tubuh korban ke bawah, lalu dimasukkan ke dalam mobil, mungkin dibawa ke rumah sakit," tandas Clivert.

Halaman 2 dari 6
(aan/ear)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads